JAKARTA - Fakultas Peternakan UGM bersama akademisi dan dunia industri penyamakan kulit melakukan pemetaan kebutuhan kulit di Tanah Air. Kegiatan diwujudkan melalui Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan di Fakultas Peternakan UGM. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan yang didanai oleh Erasmus+ CBHE dengan judul “Enhancing Sustainable and Green Leather Technology in Indonesia” (ELEGTEC) mulai 2024-2027.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Budi Guntoro mengatakan, meskipun Indonesia sebagai produsen kulit terbesar di Asia Tenggara, namun saat ini masih mempunyai beberapa hambatan dan tantangan seperti daya saing teknologi dan kelestarian lingkungan.
“Posisi Indonesia cukup penting di pasar global. Apalagi ekspor kulit dan alas kaki di sini terus tumbuh dan berkontribusi besar terhadap perekonomian,” papar Budi, Jumat (17/5/2024).
Melihat kondisi ini maka FGD kali ini membahas tantangan-tantangan tersebut sekaligus menciptakan kemitraan maupun sharing pengetahuan teknologi penyamakan kulit.
Perwakilan dari koordinator ELEGTEC di Indonesia, Prof. Yuny Erwanto, mengakui potensi dan prospek industri penyamakan kulit di Indonesia. ELEGTEC juga melihat beberapa industri penyamakan kulit, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM) dalam menghadapi tantangan terkait daya saing teknologi dan pengolahan limbah.