Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Canggih! Mahasiswa ITS Gagas Detektor Hemoglobin dengan Kecerdasan Buatan, Begini Cara Kerjanya

Timothy Gishelardo , Jurnalis-Senin, 29 Januari 2024 |16:02 WIB
Canggih! Mahasiswa ITS Gagas Detektor Hemoglobin dengan Kecerdasan Buatan, Begini Cara Kerjanya
Mahasiswa ITS Gagas Detektor Hemoglobin dengan Kecerdasan Buatan (Foto: ITS)
A
A
A

JAKARTA - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas detektor hemoglobin non-invasif untuk mengukur kadar hemoglobin serta memprediksi kemungkinan terjadinya penyakit anemia dengan bantuan kecerdasan buatan.

Pengembangan detektor hemoglobin non-invasif yang diberi nama Hemoglobest tersebut dengan menambahkan kecerdasan buatan STM32 di dalamnya.

Dengan adanya kecerdasan buatan, perangkat ini mampu melakukan perhitungan secara efisien hingga mempercepat prediksi kondisi anemia. Kecerdasan buatan STM32 juga dapat menghemat daya dan berfungsi sebagai microcontroller.

Detektor hemoglobin rancangan Tim Hemoglobest ITS ini nantinya dapat dikhususkan untuk mendeteksi dan memprediksi anemia bagi penderita Systemic Lupus Erythematosus (SLE).

Penderita lupus memerlukan pendekatan khusus dalam mendeteksi penyakit anemia, karena kadar hemoglobin yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan non-lupus.

Ketua Tim Hemoglobest ITS Muhammad Taufiqul Huda menjelaskan, jika anemia pada penderita lupus berpotensi merusak struktur sel organ tubuh. Hal tersebut dapat terjadi karena perubahan kadar hemoglobin di dalam darah orang normal tidak sedrastis pada penderita lupus.

“Alat ini dilengkapi dengan sistem prediksi anemia sehingga dapat dipakai oleh penderita lupus sebagai peringatan dini,” katanya, Senin (29/1/2024).

Tidak seperti alat detektor hemoglobin biasanya, detektor gagasan mahasiswa ITS tersebut menggunakan prosedur secara non-invasif. Prosedur ini mengacu pada tindakan medis yang tidak perlu memasukkan alat melalui sayatan pada kulit, sehingga tidak membuat kulit terluka.

“Dengan begitu, alat akan lebih mudah untuk digunakan serta tidak memberikan rasa sakit," ujarnya.

Di sisi lain, pemuda yang akrab disapa Huda tersebut memaparkan jika alat ini memakai lima spektrum cahaya yang nantinya akan diserap oleh hemoglobin dalam darah pada pembuluh kapiler jari tangan.

“Hal itu pun menjadikan hasil deteksi lebih efektif dibandingkan oximeter yang hanya menggunakan dua spektrum,” katanya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement