Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kisah Inspiratif, Mahasiswa ITS Sulap Limbah Marmer Jadi Cuan

Timothy Gishelardo , Jurnalis-Kamis, 18 Januari 2024 |08:17 WIB
Kisah Inspiratif, Mahasiswa ITS Sulap Limbah Marmer Jadi Cuan
Mahasiswa ITS Sulap Limbah Jadi Cuan (Foto: Humas ITS)
A
A
A

JAKARTA - Bisnis furnitur dan home decor yang berbahan limbah marmer karya Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Bisnis yang bernama MarmorStuff ini bertujuan untuk mengurangi pencemaran akibat limbah marmer dan mendukung program Sustainable Development Goals (SDGs) nomor 12 yakni konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

 BACA JUGA:

Ketua tim MarmorStuff Salsabila Dhita Nurani menuturkan bahwa ide bisnis ini tercetus setelah melihat tumpukan limbah potong marmer dari perajin di daerah asalnya, yaitu Kabupaten Tulungagung.

“Limbah marmer tadi memiliki corak dan warna yang cantik, sayang bila tidak dimanfaatkan dan dibiarkan mengotori lingkungan begitu saja,” ungkap Dhita sapaan akrabnya seperti dilansir laman ITS, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Bersama anggota tim Marmorstuff yakni Zaky Ahmad Mubaarok, Arvia Khosyi Pratista, Aisyah Nabila Zein, dan Muhammad Muzakky, Dhita mendayagunakan limbah marmer tersebut menjadi produk furnitur dan home decor yang ramah lingkungan.

Dalam pengerjaannya, Dhita dan tim menggandeng para perajin marmer lokal di Tulungagung untuk bekerja sama dalam mengembangkan bisnis ini.

Lebih lanjut, Dhita menjelaskan bahwa MarmorStuff menerapkan teknik upcycle dalam proses produksinya. Upcycle merupakan teknik daur ulang limbah tanpa mengubah bentuk aslinya.

“Dengan upcycle, kami tidak memerlukan alat khusus dengan biaya tinggi sehingga produknya nanti akan lebih murah dan lebih ramah lingkungan,” terang mahasiswi Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS tersebut.

Menilik ke proses pembuatan, limbah sisa potongan marmer mula-mula diklasifikasi menurut corak dan warnanya. Kemudian dilakukan penataan potongan marmer dalam cetakan, di mana akan dituangkan campuran semen putih, lem, dan bubuk kalsium bangunan. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses pengeringan selama tiga hari sebelum produk diamplas dan diberi lapisan luar.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement