JAKARTA - Sekolah non-formal yang tersebar di daerah sekitar DKI Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) mengedukasi para siswa untuk mengolah botol plastik menjadi bahan daur ulang. Tujuannya untuk memastikan tingkat kelulusan sekolah yang lebih tinggi juga membangun nilai dan karakter bagi generasi yang tangguh di masa depan.
BACA JUGA:
“Membangun Harapan Indonesia merupakan program dukungan pendidikan bagi anak-anak komunitas pahlawan daur ulang agar mereka mampu mandiri secara berkelanjutan serta memiliki akses pendidikan yang sangat dibutuhkan untuk masa depan generasi muda," kata Suharji Gasali, Wakil Ketua Yayasan Mahija Parahita Nusantara kepada wartawan, Rabu (20/12/2023).
BACA JUGA:
Tahun 2024 ini, Mahija Parahita Nusantara telah menandatangani Kesepahaman Bersama dengan lima sekolah yaitu Air Care, Sekolah Belajar Oki, Sekolah Luminare-Domus, Sekolah Angkol, dan Swara Peduli. Dengan demikian, terdapat 7 (tujuh) sekolah non-formal yang telah diadopsi.
Selain itu, pada kesempatan ini juga dilakukan pendirian Yayasan Rangkul Peduli Sesama dan Yayasan Cahaya Rumah Ilmu Indonesia untuk membantu sekolah non-formal dalam memiliki legalitas sehingga dapat berkembang dalam fungsi akademis dan administrasi.
“Dengan dukungan ini, kami juga berharap dapat membuka peluang untuk berkolaborasi dengan pelaku industri sehingga mampu membuka peluang kemitraan lainnya," ungkap Sotar, perwakilan dari Sekolah KDM.