Sembari menjelaskan, Prof. Agung nampak memutar kembali waktu dan mulai bercerita. Dia masih ingat persis saat di mana para rekannya, yang belakangan dia sebut ‘pahlawan’, berhasil mengantarkan hasil riset mereka yang begitu berharga dan membawa dampak signifikan bagi masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
1. Desalinasi Air Laut
Prof. Setijo Bismo menjadi salah satu nama ‘pahlawan’ yang kali pertama terlontarkan. Melalui tangan dinginnya, Tim Pengmas UI menciptakan alat desalinasi air laut melalui instalasi permanen air hujan (rainwater harvesting) yang memang sangat dibutuhkan masyarakat di kawasan Labuan Bajo, tepatnya Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Adanya instalasi pemanen air hujan ini sangat membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
“Masyarakat tinggal di pesisir pantai, maka jika mereka menggali air, yang muncul adalah air laut. Berkat alat yang diciptakan Prof. Setijo ini, mereka bisa mendapatkan suplai air bersih yang layak minum ini tanpa harus menunggu datangnya tangki-tangki air bersih dari pasokan pulau-pulau besar. Begitu besar dampak yang diberikan, sehingga kami mendukung beliau untuk bisa terus menjadi pahlawan yang tak henti memberikan sumbangsihnya tanpa pamrih kepada masyarakat,” ujar Prof. Agung.
2. Inkubator Bayi Prematur
Lain kisah Prof. Setijo, lain pula cerita pengabdian yang datang dari seorang Prof. Raldi Artono Koestoer yang berhasil menciptakan inkubator gratis bagi bayi prematur hasil karyanya sendiri. Inkubator spesial ini berfungsi untuk memanaskan tubuh bayi lahir prematur yang biasanya mengalami hiportemia, ataupun kondisi kurang sehat lainnya yang mengancam nyawa bayi.
Inkubator buatan Prof. Raldi terbilang portable, dengan panjang sekitar 50 sentimeter, lebar 30 sentimeter, dan berat 20-26 kg. Ukuran ini terbilang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan milik rumah sakit dan klinik bersalin. Pada model terbarunya, inkubator ini bahkan bisa dilepas pasang (knockdown). Melalui inkubator spesial tersebut, sejak 2012 hingga Desember 2020, Prof. Raldi telah berhasil menyelamatkan setidaknya 4.500 bayi prematur di Tanah Air.
Prof. Raldi Artono Koestoer bersama inkubator bayi prematur buatannya. (Foto: dok UI)
“Alat itu dia sumbangkan dan pinjamkan kepada masyarakat miskin yang identik dengan sosial ekonomi rendah atau ekonomi ke bawah. Prof. Raldi sadar betul di daerah-daerah yang ekonominya belum berkembang, mereka banyak memiliki bayi-bayi prematur yang berat badannya rendah. Pada saat lahir, bayi-bayi prematur ini harus diletakkan di inkubator supaya mereka bisa tetap hidup. Saya selalu merinding ketika menyebutkan bahwa Prof. Raldi telah berhasil menyelamatkan begitu banyak nyawa,” ucap Prof. Agung.