JAKARTA - Ganjar Pranowo menekankan pentingnya meningkatkan kualitas pendidikan sebagai langkah krusial untuk memanfaatkan bonus demografi Indonesia menuju menjadi negara maju.
Menurutnya, gagal memanfaatkan periode dimana penduduk usia produktif mendominasi bisa berakibat buruk pada demografi negara. Ia menyarankan penggunaan strategi kebijakan yang cermat dan efektif, khususnya dalam sektor pendidikan, untuk menangani kemiskinan dan mengurangi pengangguran.
BACA JUGA:
"Menggunakan momen bonus demografi yang kita miliki saat ini, sekitar 10-13 tahun mendatang, adalah penting agar tidak berubah menjadi bencana demografi," kata Capres Ganjar Pranowo dalam sebuah acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Ganjar menyoroti bahwa bonus demografi, dimana ada lonjakan penduduk usia produktif, menyediakan peluang besar bagi Indonesia untuk membangun tenaga kerja yang berkualitas.
Ganjar juga mengutarakan bahwa Indonesia akan mengalami dividen demografis, yang merujuk pada dampak positif peningkatan jumlah penduduk pada ekonomi secara umum.
Ia menyatakan hal ini dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagramnya, @ganjarpranowo, menegaskan bahwa Indonesia memiliki waktu 13 tahun untuk memaksimalkan bonus demografi ini. Oleh karena itu, Ganjar menekankan perlunya memanfaatkan kesempatan ini dengan bijak.
Salah satu yang bisa berkontribusi dalam bonus demografi adalah mahasiswa, dimana peran tersebut bisa memberi dorongan untuk generasi muda berkembang.
Apa saja perannya? Mari simak!
Peran Mahasiswa Dalam Era Bonus Demografi
Dalam merealisasikan peningkatan kualitas pendidikan untuk membantu bonus demografi, mahasiswa menjadi aktor yang membantu.
BACA JUGA:
Mahasiswa memiliki posisi yang masih dalam proses menerima pendidikan namun juga menduduki potensi untuk membentuk masa depan.
Mengambil kutipan dari Instagram Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek, ini empat peran yang mahasiswa miliki dalam menghadapi bonus demografi.
1. Mengembangkan Keterampilan yang Relevan dengan Kebutuhan Pasar Kerja
Di tengah persaingan kerja yang semakin sengit, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan keahlian yang sesuai dengan tuntutan pasar industri.
Mereka bisa meningkatkan kemampuan ini melalui partisipasi dalam pelatihan, kursus, atau program magang di perusahaan. Hal ini akan membantu mereka menjadi lebih siap dan berpengalaman untuk langsung terlibat dalam industri terkait.
2. Berwirausaha untuk Menciptakan Peluang Kerja
Di masa produktif, mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga mampu mendirikan bisnis yang menciptakan lapangan kerja dan bersaing di tingkat global.
Ini juga dapat memberikan kontribusi pada masyarakat luas dalam menghadapi tantangan mencari penghasilan. Dengan mendirikan usaha sendiri, mahasiswa tidak hanya bertahan dalam menghadapi bonus demografi, tetapi juga dapat memanfaatkannya dengan baik.