Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Merdeka Belajar, Pelajar di Sekolah Ini Siap Pamer Karya di Hari Pahlawan

Arsitta Dwi Pramesti , Jurnalis-Rabu, 08 November 2023 |15:02 WIB
Merdeka Belajar, Pelajar di Sekolah Ini Siap Pamer Karya di Hari Pahlawan
Suasana Merdeka Belajar di SMAN 1 Depok (Foto: Arsitta Dwi Pramesti)
A
A
A

JAKARTA - SMAN 1 Depok, Jawa Barat, sudah mempersiapkan agenda untuk menyambut Hari Pahlawan 10 November 2023 nanti. Sesuai Kurikulum Merdeka dalam program Merdeka Belajar, para siswa akan siap unjuk bakat dalam program Pamer Karya.

Dalam Kurikulum Merdeka, sekolah juga menyelenggarakan berbagai kegiatan seru seperti Kamis Literasi Bersama, Sekolah Sehat, dan Pamer Karya. Sedangkan program Pamer Karya diselipkan dalam hari-hari besar seperti Hari Pahlawan pada 10 November mendatang. Smansa akan memamerkan hasil karya P5 nya dalam sebuah pameran bertajuk pahlawan nasional.

 Suasana Kurikulum Merdeka di SMAN 1 Depok (Foto: Arsitta Dwi Pramesti)

Menanggapi program-program ini, siswa Smansa menyambut dengan antusias. Helga Amanda, siswi dari kelas X-8, mengaku bahwa dengan adanya program ini membuatnya semakin mendalami arti pancasila.

 BACA JUGA:

“Kita lebih mengenal Pancasila yang menjadi pedoman dari kehidupan sehari-hari,” kata Helga kepada Okezone, Rabu (8/11/2023).

Ada Satgas Bullying

Kurikulum Merdeka diharapkan dapat mendorong pengembangan karakter siswa dapat dilihat dampaknya di akhir tahun ajaran. SMAN 1 Depok juga memiliki satgas bullying, yang terdiri atas guru, siswa, dan wali murid. Satgas bullying Smansa dikelola oleh bagian kesiswaan dan merangkul siswa dengan baik. Kendati demikian, seorang siswi Smansa mengaku bahwa kasus bullying di sekolahnya sangat minim, dan nyaris tidak ada.

“Kasus bullying di Smansa itu dikit banget, karena kita juga nggak ada senioritas. Jadi kalo ga dicari banget nggak akan kelihatan,” kata Faiza Raudatul, siswi kelas XI-5.

Jika pun terdapat kasus bullying, pihak sekolah berkomitmen untuk memberikan sanksi sesuai tingkatan kasus dan kondisi siswa.

 BACA JUGA:

“Tidak semua kasus pelanggaran diberikan sanksi berupa hukuman. Bisa jadi hanya nasehat secara persuasif,” ujar Kepala Sekolah Usep Kasman. Ia berpendapat bahwa sekolah harus lebih memahami siswa dalam mengambil tindakan.

Beken Sekolah Ramah Anak yang diperjuangkan oleh Smansa nampaknya berhasil. Pasalnya murid Smansa sendiri merasa bahwa permasalahan mereka sangat dibantu. “Sekolah mengantisipasi (siswa melukai diri sendiri). Selain diajarin, kita dididik juga untuk mengatasi masalah di mata kuliah Bimbingan Konseling (BK),” ucap Helga Amanda, siswi kelas X-8.

Hal ini sependapat dengan Aretha Anindya, siswi kelas X-1, yang mengaku bahwa Smansa sangat peduli dengan kesehatan mental muridnya. “Perhatian banget. Karena di Smansa ada juga salah satu ekskul bernama PIK-R yang bergerak di kesehatan mental remaja,” ujar Aretha.

Pusat Informasi Konseling-Remaja (PIK-R) merupakan suatu tempat konseling online dimana siswa dapat menumpahkan keluh kesah secara anonim. PIK-R dikelola oleh siswa dan diawasi pihak sekolah. Menurut Faiza Raudatul, siswi kelas XI-5, PIK-R sangat membantu permasalahan kesehatan mental yang dialami siswa. “PIK-R sendiri ada wadah untuk kita cerita, di LINE dan Instagram. Jadi kalo ada keluhan atau mau cerita, bisa ke PIK-R. Aku sendiri pernah ke PIK-R dan balasannya oke,” jelas Faiza.

Dengan adanya satgas bullying dan PIK-R, Smansa berupaya penuh agar kesehatan mental siswanya tetap terjaga ditengah informasi liat di media sosial yang dapat mempengaruhi siswa untuk berperilaku menyimpang. Meski sudah sangat memperhatikan kesehatan mental siswa, siswa Smansa tetap berharap kedepannya sekolah dapat meningkatkan kepeduliannya. “Berharap semoga sekolah lebih baik lagi untuk mengajarkan siswa mengakhiri masalah, bukan mengakhiri hidup,” harap Helga.

(Marieska Harya Virdhani)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement