JAKARTA - Berbagai negara bertekad untuk menyelamatkan bumi dari bahaya karbon. Pemanasan global dan perubahan iklim menjadi dampak yang sangat nyata bagi keberlangsungan manusia.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dalam konferensi internasional dua tahunan, yakni Quality in Research (QiR) 2023 pada 23-24 Oktober 2023 di Bali menyuarakan isu tersebut. Sebanyak 384 peserta dari 24 negara yang berasal dari berbagai bidang keilmuan, latar belakang pendidikan, penelitian, lembaga publik, hingga organisasi yang berbeda turut bertukar pikiran mengenai perkembangan teknologi di dunia untuk mencapai Net Zero Emission.
BACA JUGA:
Dekan FTUI Heri Hermansyah mengatakan, QiR 2023 bukan hanya sebuah konferensi. melainkan sebuah platform di mana individu-individu dari berbagai latar belakang berkumpul untuk membentuk dan membangun jaringan pengetahuan, inovasi, dan kolaborasi.
"384 makalah dari 24 negara akan dipresentasikan. 29 orang pembicara yang juga akademisi dan peneliti terkemuka dari 14 negara juga turut berbagi pengalaman dan pengetahuan pada 82 sesi yang diselenggarakan tahun ini," ujar Heri dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Heri menuturkan, FTUI sendiri telah mempersiapkan berbagai strategi dan program dalam menghadapi tantangan yang dihadirkan oleh era transisi energi ini.
”Di bidang penelitian, kami bangga dengan pencapaian kami dalam mengembangkan bus listrik, yang turut menjadi bagian moda transportasi pada pertemuan G20," katanya.
"Keberhasilan ini merupakan salah satu contoh dari sekian banyak proyek penelitian, prototipe, dan produk inovatif yang telah dihasilkan FTUI. Di bidang pendidikan, kami menawarkan berbagai program studi yang berkaitan dengan transisi energi," sambungnya.
Di sisi lain, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia, Abdul Haris manyampaikan, Tema QiR 2023 kali ini mencerminkan komitmen mendalam dari Universitas Indonesia untuk mengatasi isu penting transisi energi dan upaya kolaboratif.
"Kami percaya bahwa dengan bekerja keras, kita dapat menciptakan dunia yang lebih berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap lingkungan untuk kepentingan generasi mendatang," paparnya.