4. Lalu Lintas Udara Lebih Sedikit di Ketinggian yang Lebih Tinggi
Pesawat komersial diatur dalam lalu lintas udara dengan ketinggian dan jalur penerbangan yang sama. Sedangkan jet pribadi lebih fleksibel dalam ketinggian penerbangan. Hal ini dapat dimanfaatkan dengan baik, mengingat semakin senggangnya jalur penerbangan akan semakin singkat durasi penerbangan. Selain lebih efisien waktu, biaya yang dikeluarkan juga semakin murah.
BACA JUGA:
5. Penerbangan Lebih Lancar di Ketinggian yang Lebih Tinggi
Pada ketinggian yang tinggi, minim terjadi masalah cuaca. Jika terdapat masalah cuaca pun, volume lalu lintas yang senggang memudahkan untuk mengubah rute dan meraih jalur penerbangan terbaik.
Pada ketinggian 35.000 kaki, pesawat komersial sebenarnya sudah aman dari kondisi cuaca yang buruk, namun masih ada ancaman turbulensi. Sedangkan di ketinggian, hal ini sangat minim terjadi sehingga perjalanan pesawat jauh lebih lancar.
6. Ketinggian yang Dibahas
Jet pribadi yang berukuran sedang dan besar mampu beroperasi hingga 45.000 kaki. Dengan lebih sedikit lalu lintas dan pembatasan lalu lintas udara, operator lebih leluasa mengatur ketinggian yang diinginkan. Peringkat tertinggi oleh jet pribadi setinggi 51.000 kaki sudah berhasil diraih banyak pesawat – termasuk Arus Teluk G650 dan G650ER, jet Bombardier Global Express, Cessna Citation X, dan Dassault Falcon 7X. Embraer Jet Legacy dan Praetor, serta jet Cessna Citation Longitude dan Excel, semuanya memiliki peringkat lebih rendah pada ketinggian 45.000 kaki.
Pesawat komersial rata-rata terbang pada ketinggian sekitar 35.000 kaki, dan paling tinggi hanya mencapai 41.000 kaki. Beberapa pesawat berbadan lebar dapat meraih ketinggian yang lebih tinggi, seperti Airbus A380. Airbus A350 dan Boeing 787 dapat mencapai ketinggian 43,100 kaki. Namun, dengan pembatasan lalu lintas udara, mereka biasanya tidak bisa terbang setinggi ini.
(Marieska Harya Virdhani)