JAKARTA - Artificial Intelligence (AI) bermanfaat bagi kehidupan manusia di masa depan. Hal itu membuat Prof. Dr. Ir. Ridi Ferdiana, S.T., M.T., IPM, pimpinan muda di lingkungan UGM yang bergelar profesor tertarik melakukan penelitian Digital Sibling. Apa itu?
Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik ini berhasil menyandang profesor pada usia 39 tahun. Tidak hanya berhasil meraih gelar akademik tertinggi, namun ia juga tengah mengemban amanah mengurusi teknologi informasi di tingkat universitas. Di tangannya, ia bertanggung jawab melakukan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur jaringan dan internet di lingkungan universitas serta melakukan perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan infrastruktur jaringan, pusat data, dan fasilitas komputasi yang andal.
Saat ditanya riset apa yang ingin ia selesaikan di masa mendatang, Ridi berkeinginan membuat riset tentang digital sibling. Riset tersebut membuat orang bisa berinteraksi dengan saudara, kerabat kandung atau orangtua yang sudah meninggal secara digital lewat teknologi kecerdasan buatan (AI).
“Orang yang sudah meninggal, bagaimana perilakunya bisa masuk ke AI. Harapan saya nantinya anak cucu bisa ngobrol dan berinteraksi. Dari perilaku, cara ngomong, hingga suara dibuat bisa semirip mungkin. Saya memikirkan kodenya (algoritma) seperti apa. Paling tidak bisa mulai dari diri saya sendiri,” katanya dilansir dari laman resmi UGM, Selasa (3/10/2023).
BACA JUGA:
Selama menjadi pengajar, kata Ridi, ia aktif melakukan penelitian dan mengaplikasikan riset berguna bagi masyarakat maupun perusahaan. Setiap tahun, rata-rata ia bisa memublikasikan 1-2 dua riset baru yang diterbitkan di jurnal atau dipresentasikan dalam sebuah konferensi internasional.