JAKARTA - Tenaga kesehatan baik dokter maupun perawat harus bersinergi apalagi saat menangani pasien kanker atau bidang onkologi. Menyadari kebutuhan tenaga kesehatan dalam pelayanan pasien kanker, UGM setiap tahun mencetak 250-270 dokter untuk memenuhi kebutuhan jumlah dokter. Tidak hanya dokter, Fakultas Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), kini membuka program studi spesialis keperawatan Onkologi di UGM.
BACA JUGA:
Pembukaan program studi spesialis keperawatan onkologi tersebut merupakan salah satu capaian penting dari kemitraan yang mendapat dukungan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan diharapkan bisa membantu mempercepat ketersediaan tenaga spesialis keperawatan onkologi. Pembukaan prodi itu diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan pelayanan pasien kanker.
"Dalam hal ini ada tiga strategi untuk penguatan keperawatan Onkologi, yakni dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," kata Access, Comms & Health Sysrem Value Strategy Director, Roche Indonesia, Lucia Erniawati, saat proses penandatanganan kemitraan di kantor Direktorat Jendral Tenaga Kesehatan, Kemenkes, Jumat (11/8/2023).
BACA JUGA:
"Jangka pendek adalah, standarisasi kompetensi keperawatan Onkologi dasar dan peningkatan jumlah perawat bersertifikat, jangka menengah peningkatan jumlah ahli spesialis keperawatan Onkologi sebagai mitra strategis dokter Onkologi dalam penanganan kanker, dan jangka panjangnya, memastikan akselerasi dan kelanjutan program pengembangan perawatan Onkologi di Indonesia," tutur Lucia.
Sementara itu, Direktur RS Kanker Dharmais, Dokter R. Soeko Werdi Nindito, menyampaikan kemitraan tersebut bisa menjadi penguatan kompetensi perawat di bidang pelayanan kanker yang mencapai tahapan baru, dengan mengundang mitra baru yakni FK-KMK UGM. “Penguatan kapasitas perawat onkologi memiliki peran penting dalam membangun jejaring pelayanan kanker nasional,” kata Dokter Soeko.
270 Dokter Tiap Tahun
Wakil Dekan Fakultas Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Ahmad Hamim Sadewa mengatakan setiap tahunnya UGM mencetak 250 hingga 270 dokter. Dia mengakui kebutuhan dokter memang masih kurang, apalagi dalam bidang onkologi.
“Maka kami menambah kuota dari 250 awalnya, sekarang ke 270 sampai 280 dokter. Itu pun yang terpenting persebarannya, tidak hanya di pulau Jawa tetapi harus merata ke luar Jawa,” ucapnya.
(Marieska Harya Virdhani)