Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Memahami Fenomena Overthinking Berdasarkan Psikologi dan Bagaimana Mengatasinya

Zamilatul Anisa , Jurnalis-Jum'at, 25 November 2022 |15:09 WIB
Memahami Fenomena Overthinking Berdasarkan Psikologi dan Bagaimana Mengatasinya
Ilustrasi/Unsplash
A
A
A

JAKARTA - Overthinking bukan kata yang asing di telinga, apalagi di kalangan anak muda. Banyak dari kita yang seringkali terjebak pada kondisi overthinking ini.

Meskipun banyak dialami oleh para muda-mudi, tak jarang, overthinking juga dialami oleh orang dewasa bahkan mereka yang sudah berumur lanjut.

Tapi sebenarnya, apa sih itu overthinking? Dari susunan katanya sudah terlihat jelas jika overthinking tersusun dari yaitu dua kata, over (berlebihan) dan thinking (berpikir), maka singkatnya sih overthinking ini adalah kondisi ketika seseorang terlalu banyak memikirkan sesuatu atau bahasa kerennya “thinking too much”.

Menurut Dictionary of Psychology dari American Psychological Association, overthinking atau bahasa klinisnya disebut rumination merupakan pemikiran obsesif (berulang) yang melibatkan pemikiran atau tema yang berlebihan dan berulang yang mengganggu bentuk aktivitas mental lainnya.

Ini merupakan bagian dari gangguan obsesif-kompulsif dan gangguan kecemasan umum.

Rumination mengakibatkan seseorang menjadi lebih fokus kepada kejadian serta perasaan negatif yang telah dialaminya.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement