Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Serunya Puluhan Mahasiswa Asing Summer Course UGM Belajar Pelayanan Kesehatan di Kulon Progo

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 10 November 2022 |09:48 WIB
Serunya Puluhan Mahasiswa Asing Summer Course UGM Belajar Pelayanan Kesehatan di Kulon Progo
Mahasiswa asing Summer Course UGM belajar pelayanan kesehatan di Kulon Progo/Dok. UGM
A
A
A

Selain itu, peserta juga berkesempatan melakukan praktik langsung di beberapa wilayah puskesmas di Kabupaten Kulon Progo, 14 mahasiswa di antaranya merupakan mahasiswa asing.

Dosen Pembimbing Lapangan Pengasih 1 Program Summer Course 2022, Tony Arjuna, S.Gz.,M.Nut.Diet.,Ph.D.,AN.,APD., menjelaskan selama terjun langsung di masyarakat, para mahasiswa melakukan sejumlah kegiatan pelayanan di puskesmas, posyandu, edukasi kesehatan gigi bagi siswa SD, serta pendampingan dan penyuluhan pada warga pengelolaan limbah sampah.

Selama bertugas mahasiswa tinggal bersama dengan masyarakat.

“Melalui kegiatan ini mahasiswa bisa belajar langsung terkait pelayanan kesehatan di masyarakat dan juga bisa memberikan masukan untuk pelayanan yang lebih baik ke depannya,” jelasnya saat kunjungan lapangan bersama dengan media, Selasa (8/11) di Dusun Kroco, Desa Sendangsari, Kapanewonan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DIY.

Kunjungan lapangan dilakukan di beberapa tempat yang berada di wilayah Puskesmas 1 Pengasih, Kulon Progo.

Beberapa di antaranya adalah meninjau pelaksanaan edukasi kesehatan gigi bagi siswa SDN Gebangan, pelaksanaan posyandu Kenanga-Kroco, pengelolaan limbah sampah di bank sampah Dhuawar Sejahtera-Kroco, dan meninjau pengelolaan pekarangan pangan lestari Kelompok Wanita Tani Ngrembuyung- Klegen.

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo, Sri Budi Utami, menyambut baik kegiatan summer course UGM ini.

Ia mengaku senang Kabupaten Kulon Progo dipilih sebagai tempat pembelajaran bersama oleh UGM sejak tahun 2016.

Harapannya melalui kegiatan ini tidak hanya bisa membantu proses pembelajaran mahasiswa, tetapi juga bisa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait kesehatan lingkungan.

Bibian Wijs mahasiswa asal VU Medical Center Belanda mengaku memperoleh pengalaman baru selama mengikuti kegiatan praktik lapangan di masyarakat.

Sebab, ada banyak perbedaan baik dari budaya, kondisi alam, hingga sistem kesehatan yang dijalankan.

Ia mencontohkan terkait pemantauan kondisi kesehatan anak. Meski di Belanda tidak ada posyandu, namun pemantuan status kesehatan anak dilakukan cukup ketat.

Sementara di Indonesia sangat fleksibel seperti melalui posyandu yang tidak bersifat wajib diikuti oleh setiap anak.

“Masing-masing ada kelebihan dan kekurangan masing-masing dan ini bisa menjadi sarana untuk saling belajar satu sama lain,”terangnya.

Wakil Dekan Akademik dan Kemahasiswaan FK-KMK UGM, dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D., menyampaikan bahwa kegiatan summer course ini telah dijalankan sejak tahun 2016 silam. Melalui kegiatan ini mahasiswa calon tenaga profesional kesehatan diharapkan dapat berbagi pengalaman, belajar bersama, dan mempraktikan ilmu yang diperoleh dari kampus secara langsung di masyarakat.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement