Karena, teknologi VR bisa menghadirkan realitas ke dalam dunia virtual, bukan sebaliknya.
Dia menjelaskan pengembangan inovasi tersebut dilakukan sejak tahun 2017 bersama peneliti lain dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Unpad.
Adapun perangkat VR yang digunakan berjenis Oculus Quest 2.
Pada studi awal, katanya, hal yang dilakukan, yakni mengintervensi rasa takut akan kondisi gelap.
Dia mengatakan orang yang telah menjalani terapi itu mengalami penurunan intensitas rasa takut akan gelap.
Kemudian, studi lainnya mengintervensi rasa takut berbicara di hadapan publik.
Dalam melakukan intervensi itu, tim menyiapkan level tertentu dengan jumlah audiens berbeda yang akan dihadapi pengguna.