Ia sempat mengingat saat orang tuanya sempat tidak mengizinkan untuk kuliah di Jogja. Namun ia bersikeras. Padahal, saat itu ayahnya sudah jatuh sakit.
“Beasiswa ini sangat membantu. Sangat-sangat-dan sangat membantu kelancaran kuliahku. Terlebih sebagai anak rantau juga. Terlebih lagi juga pas masuk kuliah kondisi ekonomi keluarga juga sedang nggak baik, karena bapak jatuh sakit,” kenangnya.
Selama kuliah, kata Dewi, ia tidak hanya duduk manis mengikuti perkuliahan saja namun tetap aktif di luar kelas dengan ikut organisasi intra dan ekstrakurikuler.
“Ekstrakurikuler juga aktif di beberapa organisasi baik dalam kampus maupun luar kampus. Bahkan sampai sekarang, juga masih aktif di beberapa organisasi. Akademik juga tetep jadi prioritas utama. Lomba juga cukup hobi, baik yang akademik maupun non akademik. Dan beberapa kegiatan pengembangan diri lainnya, kayak proyek sosial, volunteer, internship, juga cukup aktif,” jelasnya.
Saat ini Dewi tinggal menunggu ujian sidang skripsi. Penelitiannya tentang Sistem Informasi Akuntansi wakaf yang ia kerjakan bersamaan dengan proyek dosen FEB yang dibiayai oleh LPDP.
“Aku jadi asisten penelitian di sana sembari mengerjakan skripsi. Kemarin sempat magang di beberapa tempat. Doakan semoga segera lulus,” kata Dewi yang bercita-cita ingin menjadi akademisi dan peneliti
(Natalia Bulan)