YOGYAKARTA - Dalam kunujungan Dr. Ir. Taryono M.Sc dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) ke Namibia, ia menyebutkan bahwa curah hujan per tahun negara tersebut sangatlah beragam.
Di beberapa daerah ada yang memiliki curah hujan yang sangat rendah dan ada juga curah hujan yang cukup besar sering kali jatuh di wilayah timur laut.
Oleh karena itu, kendala pertanian paling utama Namibia adalah kekeringan meski di beberapa daerah khususnya bagian utara dan timur daerah perbatasan Angola dan Zambia sering terjadi banjir dengan iklim sub tropis rendah.
Negara ini dikenal sebagai negara pengekpor daging, tetapi 60% kebutuhan pangan khususnya hasil pertanian harus didatangkan dari luar negeri.
“Oleh karena itu, Namibia tergolong negara rawan pangan. Pemerintah Namibia pun berusaha memperkuat sistem ketahanan pangannya dengan mencoba untuk mengembangkan budi daya tanaman pangannya sendiri khususnya di daerah-daerah yang dapat digunakan, khususnya di bagian utara Namibia dari barat ke timur yang kebetulan juga merupakan daerah paling padat penduduk," ujarnya, dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (5/7/2022).
Melihat pertanian Indonesia maka masyarakat Namibia pun berkeinginan belajar terkait kedaulatan pangan dari Indonesia.