Karier sebagai Guru
Studinya ia selesaikan selama empat tahun dan lulus pada 1998. Kariernya berlanjut dengan mendaftar sebagai guru wiyata bakti selama satu semester pada tahun 1999. Ia kemudian lolos pada tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pertamanya pada 2001. Penempatan kala itu di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Purwantoro, Kabupaten Wonogiri. Sekolah tersebut terbilang dekat dari rumahnya, berjarak hanya 2 kilometer.
Dr. Uswatun semasa menjadi guru menunjukkan kinerja yang baik dan maksimal. Banyak kontribusi yang ia berikan. Salah satunya adalah menciptakan dan mengaransemen mars empat sekolah di Wonogiri serta Mars Adiwiyata Nasional.
Dalam hal kepenulisan, ia dikenal dengan nama pena Uus Abdullah. Dr. Uswatun juga menulis beberapa cerpen, seperti Belik Mbak Jinem, Ir, Kuli, serta kumpulan cerpen Rumah Cahaya. Ia juga menulis buku dan puisi.
Dr. Uswatun memberikan tips dan resep jitu dalam memulai menulis. Ia sebagai seorang yang pernah menjadi fasilitator literasi nasional dan sosialisator Program Literasi Nasional tahun 2021 membagikan beberapa hal. Langkah pertama dalam memulainya adalah dengan menulis apa yang dipikirkan. Ia juga mengingatkan agar tidak terlalu banyak berpikir sehingga menjadi kesulitan.
“Apa yang kamu pikirkan, ya itu yang ditulis. Jangan berpikir tentang nanti ditertawakan, nanti kualitasnya (jelek). Tulis apa yang ingin kamu tulis. Mau jadi penulis yang pertama dilakukan jangan terlalu banyak berpikir, karena malah tidak akan ada pergerakan. Tulislah apa yang kamu pikirkan, maka itu nanti sudah memulai menulis,” ujarnya.
Prestasi turut ditorehkan pada beragam kompetisi. Dr. Uswatun meraih Juara 1 dalam Lomba Penulisan Artikel Kepustakaan Tingkat Provinsi tahun 2013, Juara 3 Lomba Solo Vokal Keroncong Tingkat Provinsi tahun 2012, Juara 1 Guru Berprestasi SMA Kabupaten Wonogiri tahun 2015, peringkat 7 Guru Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2015.
Kariernya yang semakin menanjak, pada tahun 2017, Dr. Uswatun mengembang amanah sebagai kepala sekolah hingga 2021. Kini, ia mengemban amanah baru sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Dr. Uswatun juga melanjutkan studi jenjang S-2 dan S-3 di UNS. Menurutnya, pendidikan jangan dijadikan sebuah pilihan. Pendidikan adalah sebuah kewajiban. Ia menjadikan ilmu sebagai bekal perjalanan hidupnya dalam menghadapi berbagai tantangan.
“Saya memiliki filosofi takutlah pada rasa takut itu sendiri karena rasa takut itu justru mendekatkan pada sebuah kegagalan. Tidak punya rasa takut bukan berarti terlalu berani. Yakinlah setiap ada kendala sudah diciptakan solusi. Tinggal kita pendekatannya seperti apa,” pungkasnya.
(Awaludin)