JAKARTA - Ternyata 90% kehidupan samudera tak terdeskripsi. Untuk mengungkap situasi tersebut, Dosen IPB Dr Hawis Madduppa melakukannya dengan eDNA Metabarcoding.
Dr Hawis Madduppa adalah Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB University. Dia memaparkan pendekatan dengan teknologi eDNA Metabarcoding untuk riset kelautan.
Dia menjelaskan, selama ini riset tentang laut masih terbatas oleh habitat dan oleh taksa karena adanya gap seperti sulitnya akses ke ekosistem dan rendahnya pengetahuan mengenai kelimpahan, jangkauan distribusi dan aspek ekologi lainnya.
“Baru sebagian kecil, kira-kira 10 persen kehidupan Samudra telah terdeskripsi, menurut data the World Register of Marine Species,” kata Dr Hawis Madduppa pakar biodiversitas laut dari IPB University, seperti dikutip dari keterangan tertulis IPB, Rabu (22/12/2021).
Dosen IPB University itu melanjutkan, data yang terekam selama ini lebih banyak terpusat di perairan laut dangkal dan biota yang menarik. Menurutnya, seharusnya ada riset yang lebih mendalam.
Baca juga:Â IPB University Jadi Perguruan Tinggi Pertama Terima Sertifikat SafeGuard Label SIBV
Selama ini, lanjut Dr Hawis, telah banyak berkembang teknologi dan beberapa pendekatan baru untuk meneliti keanekaragaman hayati. Salah satunya adalah teknologi eDNA Metabarcoding yang memungkinkan identifikasi spesies dan estimasi kelimpahan spesies.
Metode ini berdasarkan pendekatan genetik sehingga dapat dilakukan secara cepat dan tidak berdampak terhadap lingkungan. Tidak hanya itu, metode eDNA secara khusus telah dinyatakan oleh UNESCO sebagai inisiatif untuk membuka pengetahuan terhadap perlindungan keanekaragaman hayati.
Follow Berita Okezone di Google News