Selain itu, kebiasaan bernapas lewat mulut dapat mengakibatkan udara yang masuk tidak difiltrasi rongga hidung, mengganggu kualitas tidur, dan mengganggu sistem tubuh. Kualitas hidup anak pun dapat terganggu.
Selain faktor kebiasaan, bernapas lewat mulut dapat diakibatkan adanya hambatan di saluran napas atau gangguan anatomi, seperti bibir yang pendek atau ada penyumbatan di hidung.
Hambatan tersebut perlu ditangani terlebih dahulu oleh dokter THT. Jika hambatan sudah diperbaiki, penanganan akan dilanjutkan dokter gigi anak untuk menghilangkan kebiasaan bernapas lewat mulut.
“Jadi biasanya dokter gigi akan bekerja sama dengan dokter-dokter lain untuk merawat pasien ini,” ucap Dr Risti.
(erh)