Sebelum ia menjadi wartawan the New York Herald Tribune, ia bekerja sebagai penerjemah di Wina. Di Wina ia terkenal dengan julukan si jenius dari Timur.
Dia juga bekerja sebagai wartawan beberapa surat kabar dan majalah di Eropa. Di dalam buku 'Memoir' Drs Muhammad Hatta diceritakan kalau RMP Sosrokartono mendapat gaji 1.250 Dollar dari suratkabar Amerika. Dengan
gaji sebesar itu ia dapat hidup mewah di Eropa. Sosro juga kerap mengirimi buku dan buletin kepada adiknya Kartini. Buku kiriman Sosro inilah yang kelak menjadi pencerahan bagi Kartini untuk mendobrak tradisi dan melahirkan emansipasi wanita di Nusantara.
"Panji Sosrokartono juga merupakan salah salah satu dari empat orang yang dikunjungi Ir Soekarno menjelang kemerdekaan bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang dikenal sebagai ulama tasawuf yang mukasyafah atau terbuka mata batinnya," ujar Hadi Priyanto, penulis buku" Drs RMP Sosrokartono, Biografi dan Ajaran-ajarannya."
(Widi Agustian)