BIAYA yang besar kerap menjadi kendala untuk mewujudkan cita-cita berkuliah. Apalagi, bagi mereka yang ingin berkuliah di kampus-kampus top dunia. Program beasiswa menjadi solusi untuk mewujudkan cita-cita tersebut. Tak heran jika Jalur ini menjadi incaran para calon mahasiswa.
Dosen UNJ (Universitas Negeri Jakarta), Muhammad Yusro menilai minat mahasiswa Indonesia dalam mencari beasiswa studi ke luar negeri cukup tinggi. Pada umumnya, mahasiswa tersebut mengincar beasiswa luar negeri untuk mencari pengalaman.
“Biasanya, tujuan mereka adalah untuk mencari pengalaman dan ilmu pengetahuan yang lebih luas,” kata Yusro kepada MPI.
Baca juga:Â Mau Beasiswa Program Sarjana di Hokkaido University? Ini Info Lengkapnya
Meski memang, di masa pandemi ini Yusro melihat penurunan peminat beasiswa luar negeri.Hal ini diduga karena adanya sejumlah pembatasan bagi warga asing yang masuk ke suatu negara.
Butuh Persiapan Matang
Perjalanan calon mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa tentunya tidak mudah dan butuh proses yang lama. Perlu persiapan selama berbulan-bulan, atau bahkan tahunan agar bisa mendapatkan beasiswa ke negara dan kampus tujuan.
Baca juga:Â Ridwan Kamil Serahkan Beasiswa Jabar Future Leaders Scholarship untuk 1.235 Mahasiswa
Yusro memiliki sejumlah hal yang harus diperhatikan para pencari beasiswa. Pertama adalah melihat peluang dari sisi penyedia beasiswa atau sumber dana. Untuk pembidik beasiswa undergraduate atau S1, Yusro mengatakan bahwa peluangnya memang tidak banyak.Hal ini dikarenakan tidak begitu banyak instansi yang menyediakan beasiswa di jenjang ini.
“Bukan berarti tidak ada. Hanya saja jarang,” kata dia.
Sebaliknya, keberadaan penyedia beasiswa bagi mahasiswa magister (S2) dan doktoral (S3) dirasa lebih banyak. “Kalau untuk S2 dan S3, cukup banyak. Ada dari pemerintah dalam negeri, industri dan bahkan dari universitasnya langsung. Peluangnya lebih besar di 2 jenjang ini,” ungkap Yusro yang juga alumnus Universitas Clermont Auvergne, Prancis ini.