JAKARTA - Masalah putus sekolah masih menjadi tantangan serius dalam sistem pendidikan Indonesia. Meski berbagai program bantuan seperti beasiswa telah dikucurkan, angka anak putus sekolah belum menunjukkan penurunan signifikan, terutama di wilayah-wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi.
Pengamat Pendidikan JPPI Ubaid Matraji menyampaikan, beasiswa saja tidak cukup untuk menekan angka putus sekolah, apalagi jika sistem pendistribusiannya masih bermasalah.
“Beasiswa itu penting, tapi kalau salah sasaran, hanya jadi formalitas. Banyak anak miskin yang tak tersentuh beasiswa karena data tak akurat,” ungkapnya kepada Okezone, Kamis (24/7/2025).
Ubaid menegaskan, ada sekitar 76% anak tidak sekolah disebabkan oleh faktor ekonomi. Mereka terpaksa berhenti sekolah untuk membantu orang tua bekerja, padahal usianya masih tergolong anak-anak.
Selain ekonomi, sistem perebutan kursi sekolah juga menjadi salah satu masalah. Banyak keluarga yang kesulitan mendapatkan tempat belajar bagi anak-anaknya karena kuota terbatas dan sistem yang dianggap tidak adil.