Melalui perangkat lunak ini, pengguna bisa melihat beragam data seperti penjelajahan wilayah, NDVI dan agroklimat, kualitas udara, hingga tutupan lahan. Sebagai contoh, perangkat lunak ini bisa digunakan untuk melihat bagaimana perubahan polusi udara suatu wilayah sebelum hingga selama masa PSSB tahun lalu.
“Aplikasi ini bisa mencakup data bumi dari seluruh dunia, dengan penggunaan yang user friendly, sehingga orang yang tidak tahu bahasa pemograman bisa melihatnya,” kata Irwan.
Baca juga:Â Â Unpad Buka 6 Mata Kuliah Kerja Sama dengan Industri Melalui KMMI
Perangkat lunak kedua adalah “Pajabat” (http://grid.unpad.ac.id/~pajabat/). Perangkat lunak yang dikembangkan Viraldi Dyesa, Syifa A. Prasetyo, dan Erik Irawan ini digunakan untuk melihat sifat fisis suatu batuan. Perangkat ini menggunakan berbagai algoritma untuk menghitung parameter sifat fisis batuan di dalamnya.
Perangkat lunak ketiga adalah “Presitas” (http://grid.unpad.ac.id/~presitas/). Perangkat lunak ini merupakan pengembangan dari Pajabat. Kemampuan pengukuran sifat fisis batuan di dalamnya dilengkapi dengan machine learning.
“Dengan machine learning, kita tinggal memotret batuan lalu dapat terlihat sifat fisisnya. Nantinya, Presitas akan dikembangkan menjadi aplikasi pada smartphone,” jelas Irwan.