Bahtiar juga menyambut gagasan Anselimus Tan yang mengkritisi makna desentralisasi dan makna otonomi daerah yang mencakup pengelolaan keuangan daerah. Bagi Bahtiar, temuan Anselimus Tan ini dapat menjadi rujukan dalam pengelolaan otonomi daerah yang tepat.
“Ada kritisi makna desentralisasi dan makna otonomi daerah. Tentu salah satu elemen dasar dari Tujuh elemen dasar Otda itu ada soal keuangan daerah, beliau mengungkap bahwa faktor pengelolaan keuangan daerah ini tidak berkolerasi terhadap tingkat kemandirian daerah. Selain itu, terlalu banyak kewenangan yang diterima daerah dan hampir sama segalanya sehingga daerah ‘gagal fokus’. Pak Ansel setuju kembali ke konsep lebih pada ajaran rumah tangga riil. Jadi apa yang didesentralisasikan kepada daerah adalah sesuai dengan potensi daerah. Saya kira ini paradigma baru dan rekomendasi beliau adalah mengubah regulasi kebijakan Otda ke depan, khususnya hubungan pusat dan daerah ke depan,” kata Bahtiar.
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah menjadi salah satu pekerjaan yang tidak pernah habis sejak Indonesia merdeka. Karenanya, dibutuhkan sebuah konsep kebijakan untuk mengelola otonomi daerah yang tepat.
Diakhir, dia juga mengucapksan selamat atas raihan gelar doktor yang diperoleh Anselimus Tan yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kemendagri.
“Saya mengucapkan selamat, sukses, turut berbahagian dan bangga. Semoga menambah sumber kebahagiaan lahir dan batin bagi perjalanan hidup dan karir termasuk dalam mengembangkan ilmu pengetuan,” kata Bahtiar.
(Rani Hardjanti)