JAKARTA - Aktivitas di media sosial ternyata bisa menjadi salah satu pemicu depresi pada remaja. Bagaimana tidak, hampir setiap hari para generasi milenial tak lepas dari telepon genggam.
“Sosial media sejak lama sebenarnya menjadi faktor penting. Persoalannya sosial media itu bisa positif bisa negatif. Saat ini masing-masing individu tidak terlalu selektif dalam melihat informasi itu sehingga banyak negatifnya itu lebih diserap oleh anak-anak sekarang,” ujar pakar kesehatan masyarakat, Prof. Siswanto Agus Wilopo, dalam acara Pre-Convention on Depression and Culture : “The Untold Story” yang merupakan pembuka dari rangkaian agenda Public Mental Health Weeks (PMHW) 2018, di Fakultas Psikologi UGM, seperti dikutip dari situs UGM, Jumat (11/5/2018).
Dia memaparkan melalui media sosial remaja memperoleh akses terhadap berbagai macam informasi. Tanpa kemampuan untuk menyaring informasi tersebut, keberadaan informasi ini justru dapat memberikan dampak buruk pada kondisi psikologis remaja.
“Kalau terlalu banyak informasi yang masuk tapi tidak ada filter, ini salah satu hal yang bisa menjadikan stres,” jelasnya.
Salah satu sumber tekanan dari media sosial yang ia maksud berkaitan dengan pemahaman remaja terhadap gambaran diri atau body image. Banyak orang kini menjadikan konten-konten media sosial sebagai standar nilai sosial, khususnya yang berkaitan dengan penampilan.