JAKARTA - Siswa kelas tiga SDN 16 Pekayon Jakarta Timur berinisial JSZ ternyata sudah dibully dengan julukan Ahok sejak masih duduk di kelas satu. Secara fisik, korban memang memiliki kulit putih dan bermata sipit. Kondisi tersebut dibiarkan oleh guru kelas dan guru agama karena menganggap panggilan itu bukan bully.
Komisioner KPAI Bidang Pendidikan Retno Listyarti mengatakan, menurut penjelasan sekolah saat KPAI melakukan pengawasan langsung, orangtua korban tidak pernah melapor ke sekolah terkait dugaan tindak kekerasan dan persekusi yang dialami JSZ.
Sekolah mengaku baru mengetahui bahwa ananda JSZ mengalami kekerasan fisik berupa penusukan pena di tangan pasca viralnya pernyataan paman korban di media social Facebook. Hal ini juga yang diduga kuat menjadi alasan bagi orangtua korban yang berencana memindahkan sang anak ke sekolah lain setelah pembagian rapor semester ganjil.
"Sekolah memang mengakui bahwa ananda JSZ tidak masuk selama seminggu, namun belum tahu alasannya karena pihak sekolah belum sempat melakukan home visit kala itu dengan dalih wali kelasnya SB juga sedang sakit. Terkait temuan ini, KPAI akan meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk melakukan evaluasi," ujar Retno dalam siaran pers yang diterima Okezone, Kamis (2/11/2017)
Kasus penusukan dengan pena oleh dua teman sekelas korban sebelumnya sudah diselesaikan melalui mediasi di Polsek Pasar Rebo pada Selasa 31 Oktober 2017. Pasca mediasi tersebut, KPAI akan menemui keluarga pelaku maupun keluarga korban untuk kepentingan pemulihan psikologis terhadap anak-anak.