JAKARTA - Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Stella Christie, turut hadir sebagai narasumber dalam program Rakyat Bersuara yang menjadi rangkaian iNews Campus Connect di Universitas Tarumanagara pada Kamis (27/11/2025). Usai acara, Prof. Christie memberikan dorongan kuat kepada generasi muda agar mempersiapkan diri menghadapi era digital.
Menurutnya, kesiapan tersebut bukan hanya berkaitan dengan teknologi, tetapi juga kemampuan berpikir kritis dan mengevaluasi informasi. Prof. Stella menegaskan bahwa talenta digital bukan semata-mata soal kecanggihan teknologi, melainkan kualitas manusia yang mengoperasikannya.
“Talenta digital itu bukan soal digitalnya, tapi talentanya manusianya. Kalau manusianya tidak bisa mengevaluasi apakah informasi yang dikasih teknologi itu bagus atau palsu, ini tidak akan berhasil,” ujar Stella Christie.
Ia menyebut mahasiswa membutuhkan dua modal penting: rasa ingin tahu dan keinginan untuk terus belajar dari berbagai pengalaman serta sumber.
Menurutnya, kedua hal tersebut menjadi fondasi untuk membangun pola pikir kritis yang sangat dibutuhkan saat ini.
“Rasa ingin tahu dan keinginan mencari banyak pemikiran dari berbagai narasumber itu membantu mahasiswa kita untuk bisa berpikir kritis,” jelasnya.
Prof. Stella juga menekankan pentingnya membiasakan diri mempertimbangkan berbagai alternatif sebelum mengambil keputusan. Banyak orang, termasuk mahasiswa, cenderung mengandalkan insting dalam menentukan pilihan.
Padahal, mempertimbangkan berbagai opsi lebih dulu akan memudahkan dalam menentukan pilihan terbaik baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Contohnya dalam memilih magang, jalur pendidikan, karier, hingga keputusan sehari-hari.
“Kalau kita biasa memikirkan alternatif, kita akan terbiasa membandingkan lebih baik mengambil pekerjaan A, B, atau C yang menguntungkan bagi diri sendiri dan sesama,” ujarnya.
Menurutnya, kemampuan melihat alternatif sangat penting, tidak hanya dalam pendidikan, tetapi juga dalam kehidupan secara umum. Termasuk dalam menilai kebijakan, peluang riset, maupun karier di masa depan.
Di akhir, ia berpesan bahwa hidup adalah rangkaian pilihan, dan setiap pilihan harus dipertimbangkan dengan bijak.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)