JAKARTA – Daftar negara bekas jajahan Belanda selain Indonesia. Melansir dari Britannica, Belanda yang kini dikenal sebagai negara kecil di Eropa pernah memiliki imperium kolonial yang membentang di empat benua. Melalui kongsi dagang raksasa VOC di Asia dan WIC di Atlantik, mereka menguasai jalur perdagangan strategis, memonopoli hasil bumi, dan menanamkan sistem sosial yang sebagian masih berpengaruh hingga kini.
Indonesia memang koloni terbesar, tetapi jejak kolonial Belanda juga terekam di banyak wilayah lain di Asia, Afrika, Amerika, dan Eropa.
Asia
Selain Indonesia, Belanda menguasai:
Malaka – Direbut dari Portugis pada 1641, diserahkan ke Inggris pada 1824.
Sri Lanka (Ceylon) – Menguasai pesisir dan perdagangan kayu manis dari 1658 hingga 1796.
India – Mendirikan pos dagang di Malabar, Koromandel, dan Bengal sebelum menyerahkannya ke Inggris pada 1825.
Taiwan (Formosa) – Menguasai wilayah ini dari 1624 hingga 1662 dengan pusat di Benteng Zeelandia.
Deshima (Jepang) – Pos dagang eksklusif dari 1641 hingga 1853.
Iran dan Pakistan – Menguasai kota dagang strategis pada abad ke-17.
Afrika
Tanjung Harapan (Afrika Selatan) – Koloni perbekalan VOC sejak 1652, jatuh ke Inggris pada 1814.
Gold Coast (Ghana) – Pusat perdagangan emas dan budak hingga 1872.
Angola – Menguasai Luanda dari 1641 hingga 1648.
Mauritius – Dikuasai sejak 1638, ditinggalkan pada 1710 lalu diambil alih Prancis.
Amerika
Suriname – Direbut dari Inggris pada 1667, menjadi koloni perkebunan besar hingga merdeka pada 1975.
Guyana – Koloni Berbice, Essequibo, dan Demerara yang diserahkan ke Inggris pada 1814.
Brasil – Menguasai Pernambuco dari 1630 hingga 1654 sebelum dikembalikan ke Portugis.
Kepulauan Karibia – Aruba, Curaçao, Bonaire, Sint Maarten, Sint Eustatius, dan Saba. Sebagian masih berada dalam Kerajaan Belanda.
New Netherland (Amerika Serikat) – Mencakup New York dan sekitarnya, diserahkan ke Inggris pada 1667.
Eropa
Belgia dan Luksemburg – Bersatu dalam Kerajaan Belanda sejak 1815, berpisah pada 1830 dan 1890.
Kekejaman Kolonial di Indonesia
Penjajahan Belanda di Nusantara identik dengan kerja paksa, monopoli hasil bumi, dan politik adu domba. Pada masa VOC, monopoli perdagangan rempah diberlakukan ketat. Penolakan rakyat dibalas kekerasan, termasuk pembantaian Banda pada 1621.
Pada abad ke-19, sistem tanam paksa atau Cultuurstelsel memaksa petani Jawa menanam komoditas ekspor di sebagian lahannya. Keuntungan besar masuk ke kas Belanda, sementara rakyat menderita kelaparan.
Stratifikasi rasial juga diterapkan, menempatkan Eropa di posisi tertinggi, Timur Asing di tengah, dan pribumi di bawah. Sistem ini memecah persatuan rakyat dan meninggalkan kesenjangan sosial yang masih terasa hingga kini.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)