Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Rhenald Kasali Ungkap 4 Masalah Lahirnya Generasi Cemas, Pemicu Tingginya Niat Bunuh Diri Anak

Rani Hardjanti , Jurnalis-Senin, 10 November 2025 |16:48 WIB
Rhenald Kasali Ungkap 4 Masalah Lahirnya Generasi Cemas, Pemicu Tingginya Niat Bunuh Diri Anak
Rhenald Kasali Ungkap 4 Luka Dasar Generasi Cemas Akibat Era Smartphone. (Foto: UI)
A
A
A

JAKARTA - Fenomena generasi cemas atau the anxious generation kini menjadi perhatian serius di berbagai negara. Fenomena ini menyelimuti Generasi Z di rentang usia 10-14 tahun. 

Profesor Rhenald Kasali menyoroti temuan dalam buku karya Jonathan Haidt berjudul “The Anxious Generation: How the Great Rewiring of Childhood Is Causing an Epidemic of Mental Illness”, yang mengungkap bagaimana perubahan besar dalam pola tumbuh kembang anak di era digital telah memicu lonjakan gangguan kesehatan mental di seluruh dunia.

Menurut Rhenald, fenomena ini tidak hanya terjadi di negara-negara industri, tetapi juga meluas ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Ia mengingatkan para orang tua, terutama yang memiliki anak perempuan, untuk waspada terhadap gejala kecemasan dan depresi yang meningkat signifikan.

“Generasi cemas ini sudah ada di seluruh dunia. Hati-hati orang tua, terutama yang memiliki anak perempuan, karena niatan untuk mengakhiri hidup, depresi, dan anxiety meningkat tajam pada mereka,” kata Rhenald, dikutip dari Instagramnya, Senin (10/11/2025). 

Jonathan Haidt menunjukkan bahwa niatan untuk mengakhiri hidup atau self-harm meningkat 167 % pada anak perempuan, sementara 91 % pada anak laki-laki. Kasus depresi dan kecemasan meningkat 134 %, dan depresi berat naik 106 %. Lebih memprihatinkan lagi, kasus self-harm yang sampai harus dibawa ke UGD meningkat 188 % pada anak perempuan, dan 48 % pada anak laki-laki. 

Angka-angka ini muncul pada kelompok usia muda, yakni 10–14 tahun, yang seharusnya masih berada dalam masa bermain bebas dan tumbuh bahagia.

Rhenald menjelaskan, anak laki-laki cenderung melarikan diri ke dunia game. Sementara anak perempuan sering kali terkurung dalam perasaan-perasaan negatif yang dipicu oleh tekanan sosial di dunia maya. 

“Teknologi dan perubahan gaya hidup telah mengubah masa kecil anak-anak menjadi masa penuh tekanan. Ini tentu sangat rawan dan harus menjadi perhatian kita,” ujarnya.

Beriku ini 4 luka dasar generasi cemas:

 

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita edukasi lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement