Bahkan Peneliti Terbaik LIPI Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan tahun 2020 itu menyebutkan bahwa melarang diaspora pelajar untuk berkembang di luar negeri adalah sebuah tindakan dosa.
“Kita tidak memaksa katakanlah kalau misalnya industri kita belum siap untuk menarik para talenta itu pulang, nanti malah mati atau tidak berkembang, atau kemudian tidak kreatif lagi, dan itu akan membuat kita berdosa,” jelasnya lagi.
Dalam sambutannya tersebut, ia juga memberikan contoh bagaimana diaspora India dan Tiongkok tetap bisa memberikan kontribusi nyata bagi negara mereka meskipun sedang berkarir di luar negeri. “Nah ini contohnya Tiongkok dan India, mereka itu para pelajar yang ada misalnya di Canada dan kemudian di Silicon Valley itu memberikan kontribusi kepada negaranya untuk membangun industri, mentransfer teknologi, dan mentransfer keilmuan yang ada di sana,” paparnya.
Karenanya, dirinya berharap kepada rekan-rekan diaspora pelajar yang sedang menempuh studinya agar bisa memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan Indonesia. “Saya berharap kontribusi teman-teman untuk kemudian mengembangkan keilmuannya, menyerap pengetahuan yang ada dari beberapa negara, dan nanti dikontribusikan untuk Indonesia,” pungkasnya.
Turut hadir memberikan sambutan dalam momen pelantikan ini Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia Bidang Pendidikan, Riset, Inovasi, dan Hilirisasi, Ahmad Aditya, Ph.D serta Ketua PPI Dunia 2024-2025, Adhie Marhadi.
(Taufik Fajar)