Namun dibalik kesuksesan dua konglomerat yang mendampingi Presiden Prabowo Subianto ke China tersebut, rupanya tersimpan fakta tidak terduga dimana Tomy Winata dan Prajogo Pangestu rupanya tidak mengenyam pendidikan yang memadai
Diketahui, keduanya hanya merupakan lulusan sekolah menengah pertama (SMP) yang kemudian banting setir untuk mengumpulkan uang.
Tomy Winata diketahui memang sengaja memili bersekolah hanya sampai jenjang SMP karena ketertarikannya pada dunia politik. Selain itu, ia juga merupakan seorang yatim piatu yan berada di garis kemiskinan sehingga melanutkan pendidikan ke perguruan tinggi dirasa sangat sulit.
Alhasil, ia memilih bekerja dan mengumpulkan sedikit demi sedikit. Hasilnya, ia memiliki Arta Graha Network (AGN) yang kini telah memiliki sejumlah anak perusahaan yang menjadi sumber penghasilannya.
Tak jauh berbeda, Prajogo Pangestu juga hanya merupakan lulusan SMP. Pemilik Barito Pacific ini diketahui adalah lulusan Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) Singkawang.
Setelah lulus, ia sempat merantau ke Jakarta, namun gagal. Ia pun lantas mejadi sopir angkot dan mulai membuka usaha kecil-kecilan. Hingga pada satu ketika, dirinya bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia yang kemudian menerimanya bekerja.
Dari sinilah kemudian Prajogoberkembang. Ia kemudian mundur dari perusahaan tersebut dan membeli sebuah perusahaan. Perlahan namun pasti, usahanya terus maju dan membuatnya sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dan dunia.
Itulah perbandingan riwayat pendidikan konglomerat Prajogo Pangestu dan Tomy Winata yang ternyata sama-sama lulusan SMP.
(Taufik Fajar)