Tahun ini, kompetisi bahasa Mandarin diperluas dengan harapan dapat mengundang lebih banyak guru dan siswa untuk berpartisipasi, sehingga meningkatkan standar bahasa Mandarin di daerah Jakarta, Indonesia secara keseluruhan.
Chen Yan, siswa kelas tiga, mengungkapkan sebelum mengikuti “Pembacaan Puisi”, “Saya tidak merasa tegang saat mengikuti Yahua Cup, malah merasa sangat senang.” Hal ini membuat para tamu yang hadir merasa sangat terkesan.
Orangtua murid, Pan Ziyu, menyampaikan pengalaman luar biasa pada kompetisi ini. “Melihat anak yang tadinya menolak mengikuti kompetisi apa pun, sekarang bisa tampil percaya diri di atas panggung, membuat saya merasa sangat bangga,” ujarnya.
Setelah babak final yang menegangkan, upacara pemberian penghargaan pun langsung diadakan, yang dibuka dengan pertunjukan “Sichuan Opera Face Changing”yang menampilkan atraksi mengubah wajah.
Para tamu di bawah panggung menyaksikan dengan kagum saat wajah pemeran berubah dari sosok raja yang gagah, menjadi badut yang menghibur, hingga pahlawan berwajah merah yang penuh loyalitas, menciptakan suasana upacara penghargaan yang ramai dan meriah. Semua ini mencerminkan keragaman dan inklusivitas budaya Tionghoa.
Sesuai dengan nama “Yahua Cup,” diharapkan bahasa Mandarin dapat semakin berkembang dan berbuah manis di Indonesia.
(Rani Hardjanti)