Menurutnya, kebijakan ini sudah selaras dengan prinsip inklusif dan berkeadilan. Serta sudah ada penerima dari erbagai beasiswa seperti Bidik Misi.
“Yang mampu bayar hingga program internasional yang mahal juga ada, untuk subsidi silang. Sekarang pun sudah minta keringanan, dan sudah mau ditampung. Lalu kenapa fokus pada sisi negatifnya? Kenapa tidak fokus sisi positifnya saja? Hasil yang didapat apa? Hal ini membuat kita kebablasan memperjuangkan hak, tapi lupa dengan kewajiban,” ujarnya.
Namun demikian, dirinya menilai pihak internal dari ITB ada masalah pada sosialisasi. Ada penjelasan yang kurang tepat. Seharusnya bukan untuk berterima kasih tapi sampaikan dampak positif yg bisa didapat oleh mahasiswa.
"Ini masalahnya ada di miskomunikasi. Ini yang bisa diperbaiki oleh ITB, ajak diskusi para mahasiswa, datangkan HRD untuk memberi penjelasan gunanya kerja paruh waktu sambil kuliah," ujarnya.
(Dani Jumadil Akhir)