Diterangkan dosen dari Laboratorium Kimia Bahan Alam dan Sintesis (KIBAS) Departemen Kimia ITS ini, dalam penelitian kimia bahan alam yang digelutinya, ia menaruh fokus penelitian besar pada topik terkait jamu.
“Dalam topik ini, saya mempelajari berbagai hal terkait peningkatan kualitas bahan, bioaktivitas teknologi pembuatan jamu, pemberdayaan sumber daya petani hingga kolaborasi industri,” paparnya.
Lebih rincinya, Fatma mengungkapkan, dia telah berhasil menerbitkan lebih dari 50 makalah di jurnal internasional dan mengumpulkan 2.601 kutipan mengesankan.
Melalui dedikasinya tersebut, Fatma telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penemuan kandungan kimia dalam obat-obatan tradisional Indonesia.
Tim Robot ITS Berjaya di KRI 2024 Wilayah IITak hanya itu, Fatma juga berhasil membuktikan relevansi farmakologis, mengidentifikasi bioaktivitas tanaman herbal lokal, hingga memberdayakan petani dan peneliti perempuan lainnya.
Melalui penghargaan ini, Fatma mengaku semakin terdorong untuk berkontribusi pada penelitian yang berdampak bagi kebermanfaatan masyarakat luas.
Ke depan, peraih lebih dari 30 penghargaan ini berharap agar generasi muda, khususnya perempuan peneliti, akan terus berupaya mengembangkan penelitian di bidangnya.
“Karena ilmuwan yang ekosistem merupakan pilar untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa,” simpulnya mengingatkan.
(Rani Hardjanti)