Semua mahasiswa yang berangkat ke Australia mendapat dukungan pendanaan dari Unesa. Pengiriman mahasiswa ke Australia sendiri menurut Ashar merupakan hal yang baru pertama kali ini dilakukan Unesa.
“Selama ini kami mengirim mahasiswa ke negara ASEAN, seperti Thailand dan Malaysia. Tahun ini kami mencoba mengirim mahasiswa ke negara lain di luar ASEAN seperti Australia. Kami berharap mahasiswa akan memiliki pengalaman yang lebih kaya dengan belajar mengajar di sekolah Australia, karena kita tahu Australia merupakan salah satu negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia”, jelas Ashar.
Menurut salah seorang guru di Burgmann Anglican School, Naomy, sekolah merasa senang menerima kehadiran mahasiswa untuk praktik mengajar.
Di sekolahnya, Naomy mengaku memiliki siswa sebanyak 700 orang untuk tingkat sekolah dasar, sehingga tersedia cukup banyak kelas untuk mahasiswa mendapatkan pengalaman mengajar. Mahasiswa, menurut Naomy, dapat belajar bagaimana mengenal dan mengelola siswa yang beragam di sekolah-sekolah Australia seperti di Burgmann Anglican School.
Selama di sekolah, para mahasiswa akan dibimbing oleh guru penanggung jawab di sekolah masing-masing. Pada hari pertama, mahasiswa diberikan orientasi mengenai sekolah, peraturan yang ada, serta sistem belajar yang diterapkan sekolah.
Selama kurang lebih tiga bulan, para mahasiswa akan melakukan observasi kelas, membantu guru mengelola kelas, belajar menyusun rencana pembelajaran dan evaluasi, sampai melakukan praktik mengajar siswa di dalam kelas. Mereka juga diwajibkan menyusun laporan akhir yang akan dibimbing oleh dosen-dosen dari Unesa.
(Dani Jumadil Akhir)