3 Peneliti Ahli Utama BRIN Dikukuhkan Jadi Profesor Riset, Ini Orang-orangnya

Jihaan Haniifah Yarra, Jurnalis
Rabu 24 April 2024 16:11 WIB
Ilustrasi 3 Peneliti Utama BRIN Dikukuhkan Jadi Profesor Riset (Foto: Freepik)
Share :

JAKARTA - Profesor riset memiliki tanggung jawab besar sebagai teladan dan inspirator bagi periset lainnya. Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian mengatakan, status sebagai profesor riset harus ditunjukkan dengan kinerja yang semakin andal.

Lima poin penting yang dia garisbawahi adalah pertama, seorang profesor riset harus mampu melakukan riset berkualitas dan berkontribusi pada pengetahuan di bidang kepakaran terkait.

Kedua, mampu membimbing periset lain ataupun mahasiswa. Ketiga, mampu memberikan ide, masukan, dan strategi dalam pengembangan kebijakan riset dan inovasi, baik di bidang kepakaran yang bersangkutan ataupun peran manajerial.

“Selanjutnya yang keempat, mampu berkolaborasi dengan berbagai mitra baik nasional maupun global. Dan yang terakhir adalah dapat berperan aktif tidak hanya pada ruang lingkup organisasi, namun juga secara luas sebagai pengabdian terhadap masyarakat,” kata Vian dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu (24/4/2024).

Ketiga peneliti ahli utama dengan kepakarannya masing-masing akan melakukan orasi ilmiah, yang merupakan saripati dari riset yang telah dilakukan selama ini.

Isnaeni, dengan kepakaran Optik secara konsisten melakukan penelitian atas masalah efisiensi energi listrik dan pencemaran lingkungan, dengan menghadirkan quantum dots karbon sebagai solusinya.

“Quantum dots adalah partikel berukuran skala nanometer, di mana terjadi pengurungan elektron yang menyebabkan tingkat energi dalam quantum dots bersifat diskrit dan menghasilkan sifat yang unik,” jelas Isnaeni.

Sedangkan quantum dots karbon adalah jenis quantum dots yang dapat dibuat dari bahan limbah domestik, memiliki keunggulan sifat optik yang baik, dan mudah disintesis.

Penggunaan satu jenis quantum dots karbon pada LED berhasil menciptakan warna lampu kuning, merah, jingga, hingga putih. Selain tidak bersifat toksik, quantum dots karbon juga sensitif terhadap logam berat.

“Hasil pengembangan ini tentu akan sangat bermanfaat bagi pemantauan polusi logam berat pada perairan sungai, danau, dan lautan,” katanya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya