Angka tersebut turun jika dibandingkan tahun 2021 yang sekitar 13,3% atau setara 6,6 juta orang. Adapun Swedia menjadi negara bebas asap rokok pertama di Eropa dengan prevalensi merokok 5,16%, yang dari sebelumnya 11 persen pada tahun 2015.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Asosiasi Ritel Vape Indonesia (Arvindo) Fachmi Kurnia Firmansyah, mengungkapkan Pemerintah Indonesia diharapkan juga memaksimalkan potensi produk tembakau alternatif untuk menurunkan angka perokok.
“Kami berharap agar pemerintah Indonesia mau merujuk ke negara-negara yang telah berhasil mengoptimalkan produk tembakau alternatif sebagai salah satu langkah menekan prevalensi merokok dan penyakit yang disebabkan karena kebiasaan merokok,” ucapnya.
(Dani Jumadil Akhir)