5 Jenis Bullying yang Sering Terjadi di Sekolah dan Cara Mencegahnya

Timothy Gishelardo, Jurnalis
Jum'at 23 Februari 2024 09:31 WIB
5 Jenis Bullying yang Sering Terjadi di Sekolah dan Cara Mencegahnya (Foto: Ilustrasi Okezone)
Share :

JAKARTA – 5 jenis bullying yang sering terjadi di sekolah dan cara mencegahnya. Tindakan bullying tengah ramai menjadi bahan pembicaraan publik setelah viralnya kasus perundungan di salah satu sekolah swasta ternama.

Lantas, apa saja jenis-jenis bullying dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel Okezone berikut ini.

Bullying adalah tindakan kekerasan atau intimidasi yang dilakukan dengan sengaja terhadap individu tertentu. Perilaku bullying sering terjadi di lingkungan sekolah dan rentan dialami oleh anak-anak dan remaja. Pada rentang usia ini, praktik perundungan umumnya melibatkan tiga elemen, yaitu perilaku agresif, ketidakseimbangan kekuatan, dan pengulangan kejadian.

Bullying umumnya terjadi secara berulang dan pelakunya seringkali tidak mengalami penyesalan. Mayoritas pelaku bullying cenderung memiliki perilaku agresif dan menggunakan kekerasan.

Untuk lebih jelasnya dan penjelasan lebih lanjut mengenai jenis-jenis bullying dan cara mengatasinya, simak penjelasannya berikut ini.

Jenis Bullying

Ada beberapa jenis perundungan yang sering dialami anak dan remaja, antara lain adalah fisik, verbal, relasional, cyber, dan prejudicial bullying. Sebagai orangtua, penting untuk memahami definisi masing-masing jenis bullying yang mungkin dialami anak agar dapat merespons dengan tepat dan mendukung kesehatan mental mereka. Hal ini bertujuan agar orangtua dapat lebih peka terhadap kondisi anak jika terjadi perundungan dan dapat mengatasinya dengan segera.

Ada banyak jenis bullying yang terjadi di seluruh dunia, namun lima jenis di bawah ini adalah yang paling umum:

1. Physical Bullying/Bullying Secara Fisik

Bullying secara fisik merupakan bentuk perundungan yang paling mudah dikenali karena perilakunya tampak jelas. Contoh-contoh perilaku bullying fisik meliputi memukul, mendorong, menjambak, menendang, menampar, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit, mencekik, menggigit, mencakar, meludahi, merusak atau menghancurkan barang-barang milik anak yang menjadi korban, memeras, dan tindakan kekerasan lainnya. Dampaknya dapat berupa cedera fisik dan tekanan mental.

2. Bullying Verbal

Bullying verbal sulit dikenali karena sering terjadi di tempat-tempat di mana orang dewasa tidak berada. Pelaku bullying sering menggunakan kata-kata untuk menindas, seperti mengolok-olok, menggoda, memanggil dengan nama-nama yang tidak pantas, menghina, dan mengintimidasi korban mereka. Dampak dari bullying ini sering kali membuat korban menjadi lebih pendiam, mengalami trauma, serta dapat mengganggu kondisi mentalnya.

3. Cyber Bullying / Perundungan Siber

Cyberbullying merupakan bentuk bullying yang relatif baru dan muncul karena kemajuan teknologi yang dimanfaatkan secara negatif oleh individu, terutama anak-anak dan remaja. Meskipun terjadi dalam ranah digital, cyberbullying sangat berbahaya karena sering kali pelaku dapat menyembunyikan identitasnya atau bertindak secara anonim. Bentuknya beragam dan lebih sulit dideteksi daripada jenis bullying lainnya. Pelaku cyberbullying sering menggunakan platform online untuk melakukan intimidasi terhadap korban. Dampaknya, korban merasa tidak aman dan seperti selalu diawasi, yang dapat mengganggu kesejahteraan mental mereka.

4. Bullying Relasional

Bullying relasional merupakan bentuk penindasan yang tidak langsung. Seringkali, tindakan ini dilakukan di belakang korban dengan tujuan untuk merendahkan korban di hadapan orang lain. Hal ini bisa terjadi dengan menyebar gosip, membicarakan kekurangan seseorang, atau bahkan merusak reputasi korban. Berita yang tidak benar ini dapat menyebar dengan cepat dan mengakibatkan korban merasa direndahkan dan dipermalukan.

5. Prejudicial Bullying

Prejudicial Bullying terjadi karena adanya perbedaan dalam agama, etnis, orientasi seksual, dan ras. Bentuk bullying ini dapat berupa penghinaan, dan yang paling parah adalah terjadinya kejahatan rasial.

Cara Mencegah Bullying

 

1. Mendeteksi perilaku bullying sejak awal: Guru harus peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi siswa di sekolah untuk mencegah terjadinya perilaku bullying yang lebih parah.

2. Membuat dan memberlakukan peraturan secara tegas: Setiap sekolah seharusnya memiliki aturan yang tegas terkait dengan bullying, dan guru perlu memastikan bahwa aturan tersebut diterapkan dengan konsisten dan efektif.

3. Memberikan contoh yang baik: Guru harus menjadi contoh yang baik bagi siswa dalam berperilaku sehari-hari di sekolah, sehingga siswa dapat meniru perilaku positif tersebut.

4. Mengajarkan siswa untuk berani melaporkan tindakan bullying: Penting bagi guru untuk mengajarkan kepada siswa bahwa melaporkan tindakan bullying adalah hal yang penting dan tidak akan mendapat sanksi lebih lanjut.

5. Mengajarkan rasa simpati dan empati kepada siswa: Pengajaran tentang pentingnya berempati kepada teman-temannya harus ditekankan agar siswa memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dampak buruk dari perilaku bullying dan menjadi lebih peduli terhadap sesama.

Demikian penjelasan mengenai 5 jenis bullying yang sering terjadi di sekolah dan cara mencegahnya. Penting untuk diingat bahwa tindakan bullying dalam segala bentuknya tidak boleh ditoleransi.

Apabila seseorang mengetahui atau menjadi saksi terjadinya kasus bullying, sangat penting untuk segera melaporkannya kepada pihak yang berwenang agar langkah-langkah penanganan dapat segera dilakukan dan mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya