4. Beri ruang untuk kegiatan non-akademik
Walaupun kegiatan akademik menjadi fokus utama, penting bagi mahasiswa untuk tetap terlibat dalam berbagai kegiatan non-akademik, seperti menjadi bagian dari kepanitiaan kegiatan kampus atau anggota dari kelompok peminatan yang ada di tingkat fakultas maupun universitas, seperti kelompok olahraga, tari, teater, atau fotografi.
Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, soft skills mahasiswa juga dapat terasah, seperti kemampuan berkomunikasi, bekerja di bawah tekanan, dan disiplin. Hal-hal tersebut tentunya akan mendukung seorang mahasiswa untuk memiliki kesehatan mental yang baik.
5. Cari bantuan profesional jika diperlukan
Akhirnya, apabila berbagai upaya telah dilakukan, namun masalah kesehatan mental yang dialami belum teratasi, mahasiswa diharapkan mulai mencari bantuan profesional.
Beberapa kampus diketahui memiliki layanan psikologi untuk para mahasiswa yang membutuhkan dan mahasiswa diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas tersebut. Inisiatif pribadi untuk mendatangi tempat praktik tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater, juga akan menjadi langkah awal yang baik untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang dihadapi.
Ditulis oleh: Rini Hildayani, S.Psi., M.Si., Psikolog
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia
(Dani Jumadil Akhir)