Chief Talk Okezone: Ini Cara Efektif Cegah Kasus Bunuh Diri di Kalangan Remaja

Arsitta Dwi Pramesti, Jurnalis
Kamis 04 Januari 2024 12:52 WIB
Share :

JAKARTA – Pusat Kesehatan Jiwa Nasional melakukan penyuluhan program pencegahan kasus bunuh diri pada remaja di seluruh Indonesia. Program ini terdiri atas berbagai instrumen untuk mendeteksi risiko bunuh diri.

Berdasarkan wawancara bersama Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ dalam Chief Talk Okezone, lembaga ini sudah mengidentifikasi kelompok remaja berisiko bunuh diri berdasarkan penelitian.

Dari hasil penyelidikan, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional bekerja sama dengan beberapa kampus untuk melakukan program screening.

Program screening dilakukan dengan teknologi barcode, di mana remaja dapat mengisi beberapa instrumen yang diuji melalui gawai pribadi. Selain itu juga terdapat Tes Kesehatan Mental Remaja dan layanan mobil pengaduan kesehatan mental ke sekolah-sekolah.

Program yang digalakkan berfokus pada edukasi dan literasi mengenai kesadaran kesehatan mental dan memberi kesempatan remaja untuk mengetahui risiko bunuh diri. Selain edukasi langsung ke sekolah, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional juga menyediakan hotline pengaduan bunuh diri yang bisa diakses 24 jam melalui sambungan telepon, dan diakses pada jam kerja melalui Whatsapp.

Dalam menjalankan program ini, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional menerapkan prinsip "Your mind, your right" atau "Pikiranmu, Hakmu" yang berarti setiap individu berhak untuk mengatasi permasalahannya.

"Kalau dia memutuskan untuk melakukan konseling, itu bisa dilakukan," kata Dokter Nova dalam Chief Talk Okezone di Jakarta.

Selain itu, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional juga melatih remaja untuk menjadi peer-counselor atau konselor sebaya. Hal ini bertujuan melatih remaja agar dapat membantu kendala kejiwaan teman-temannya sebagai Mental Health Champion.

"Harapannya kalau tidak bisa curhat ke guru BK, bisa ke konselor sebaya," katanya.

Hal ini dilakukan dengan landasan bahwa remaja biasanya lebih terbuka terhadap teman sebaya daripada orang tua atau guru yang memiliki jarak umur cukup jauh.

Para Mental Health Champion diberikan pemahaman terkait kesehatan mental dan juga pelatihan untuk menghadapi korban dengan gangguan mental. Tidak ada kriteria khusus untuk konselor sebaya ini, yang penting ada peminatan terkait kesehatan mental.

"Tidak hanya dilatih terkait kesehatan mental, tetapi juga bagaimana dia mengatur kesehatan mentalnya sendiri," tutur dr. Nova.

Deteksi dini risiko bunuh diri pada remaja ini diberlakukan dengan harapan semakin cepat diketahui, semakin cepat teratasi. Karena Dokter Nova percaya bahwa bunuh diri pada remaja dapat diatasi bersama.

"Saya ingin kita bersama-sama yakin bahwa bunuh diri dapat dicegah dan bunuh diri bukan solusi," harap Psikiater yang juga Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa ini.

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya