Bumi Kian Panas akibat Perubahan Iklim, UGM Kembangkan Bangunan Kayu Serap Karbon

Arsitta Dwi Pramesti, Jurnalis
Rabu 08 November 2023 07:31 WIB
UGM Kembangkan Bangunan Kayu Serap Karbon (Foto: UGM)
Share :

JAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Fakultas Teknik dan Fakultas membuat inovasi pembangunan yang berbahan dasar kayu yang terbukti dapat menyerap karbon, alih-alih melepas gas rumah kaca.

Sebab, salah satu penyumbang emisi karbon terbesar adalah bangunan atau konstruksi, yakni sebanyak 30% dari total emisi karbon dunia.

Pemakaian material kayu sebagai bahan dasar umum bangunan telah lama ditinggalkan, akibat minimnya reboisasi hutan dan tren bangunan berbahan semen.

Padahal, bangunan kayu terbukti 40-50% lebih ringan dibanding bangunan beton dan besi. Sifat kayu sendiri memiliki elastisitas hingga titik tertentu, di mana ia akan bersifat fleksibel jika diberi tekanan.

Berbeda dengan semen dan beton yang tidak memiliki elastisitas. Kelebihan ini membuat bangunan kayu cenderung lebih tahan terhadap bencana gempa.

Tak hanya itu, gedung tinggi yang berbahan dasar kayu bahkan bisa menyerap hingga 3.100 ton karbon. Sebaliknya, bangunan beton justru mengeluarkan sekitar 1.200 ton karbon.

Meskipun begitu, inovasi penggunaan kembali kayu sebagai bahan bangunan perlu diiringi dengan strategi berkelanjutan.

“Kita pernah mengalami deforestasi yang berlebihan, sehingga seolah-olah menggunakan kayu itu merusak hutan. Padahal sebenarnya, kayu itu kan produk yang renewable, asal kita menanamnya. Kadang kita panen lupa menanam. Kalau orientasi pasarnya jelas, orang itu mau menanam," kata Pakar Kehutanan UGM Tomy Listyanto seperti dilansir laman resmi UGM, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Menurutnya, hutan produksi terbatas hanya 2,8 hektare, hutan produksi 29,33 hektare, kemudian hutan produksi yang bisa dikonversi 12,79 hektare.

"Dan itu kalau kita lihat di Indonesia ada rekomendasi untuk hutan produksi, artinya kalau kita menggunakan kayu, area yang dicadangkan untuk produksi kayu itu cukup tinggi,” katanya.

Jika menilik tujuan pengurangan emisi karbon dunia, maka strategi penggunaan bangunan berbahan dasar kayu dapat menjadi alternatif yang berpotensi besar. Namun untuk saat ini, inovasi tersebut perlu dikaji ulang dari segi kebijakan dan aturan pemerintah agar dapat menerapkan pembangunan berkelanjutan.

Produsen bangunan kayu harus tetap memiliki tanggung jawab untuk menanam kembali pohon yang telah ditebang. Kayu yang dipilih sebagai bahan bangunan pun harus memenuhi standar nasional, agar kuat dan aman untuk ditinggali.

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, bagian dari universitas adalah melakukan research and development yang dengan kerja sama antara universitas, industri, dan praktisi, akan bisa memanfaatkan hal yang punya banyak tapi juga dapat berpikir dengan konsep berkelanjutan.

"UGM mempunyai satu misi yang disesuaikan dengan kondisi global, yaitu dengan adanya perubahan iklim yang membuat kita berubah akan banyak hal,” ucapnya.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Edukasi lainnya