JAKARTA - Indonesia tengah gencar menekan polusi udara akibat gas buang emisi kendaraan. Salah satu solusinya adalah dengan beralih dari mobil konvensional ke mobil listrik. Para peneliti muda pencipta desain dan prototipe kendaraan canggih yang tergabung dalam Bengawan Team Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memiliki pendapat terkait hal ini.
Menurut mereka saat ini masyarakat sudah semakin sadar dengan penggunaan mobil listri. Sebagian sudah mulai menggunakannya.
BACA JUGA:
“Perkembangan mobil listrik di Indonesia sudah semakin banyak masyarakat yang aware terkait mobil listrik dan beralih sedikit demi sedikit menuju mobil listrik, terutama di kota-kota besar,” kata Ketua Tim Bengawan Tegar Aryoseno dari Prodi Teknik Mesin Fakultas Teknik (FT) saat berbincang dalam Special Dialogue Okezone, dikutip Senin (16/10/2023).
Sayangnya, kata mereka, saat ini infrastruktur yang tersedia masih minim. Salah satunya terkait soal pengisian baterai.
“Akan tetapi, dengan minimnya infrastruktur untuk pengisian baterai mobil listrik membuat perkembangannya tidak meningkat secara signifikan,” kata dia.
Mengenal 2 Jenis Kendaraan Besutan Bengawan
Nirankara merupakan kendaraan prototipe dari divisi Bengawan SEM yang diciptakan untuk mengikuti kompetisi mobil hemat energi internsional dari SEM (Shell Eco Marathon) dan nasional KMHE (Kontes Mobil Hemat Energi). Untuk Pancawala II merupakan mobil formula karya mahasiswa UNS yang diciptakan untuk mengikuti event Formula SAE yang pada tahun ini kita mengikuti Formula SAE Japan.
Perbedaannya adalah dari kompetisi yang diikuti, untuk Pancawala II mengikuti kompetisi Formula SAE Japan. Mobil ini berjenis yang sama dan berbentuk menyerupai seperti formula 1, akan tetapi karya mahasiswa dan mobil ini fokus dalam racing serta catatan waktu yang cepat.
Dan Nirankara mengikuti SEM (Shell Eco Marathon) dan KMHE (Kontes Mobil Hemat Energi), mobil ini dibentuk dan didesain ramping dan memanjang seperti kapsul untuk mencari keringanan dalam segi bobot agar dapat mencapai km yang lebih jauh dalam per liternya. Mobil ini didesain untuk mencari keiritan bahan bakar dengan menghitung tota jarak (km) yang ditempuh per liternya.
Baru Meraih Prestasi di Jepang
Tim Bengawan juga berkompetisi di Jepang yang diselenggarakan oleh Japan Society of Automotive Engineer (JSAE) yang merupakan bagian dari Society of Automotive Engineer International. Di ajang itu mereka berhasil meraih prestasi di kancah internasional dan membuat nama harum Indonesia. Mereka mendapatkan juara 3 Computer Aided Engineering (CAE) Award dalam ajang FSAE Japan 2023 pada Sabtu (2/9/2023) lalu.
FSAE Japan merupakan kompetisi mobil listrik tingkat internasional yang diselenggarakan setiap tahun. Dalam kompetisi ini, para tim dituntut untuk mendesain dan memproduksi sebuah mobil balap formula. Kompetisi yang berlangsung pada 28 Agustus—2 September 2023 ini diselenggarakan oleh JSAE (Society of Automotive Engineers of Japan, Inc). Terdapat 77 tim dari 6 negara, yaitu Jepang, Thailand, Bangladesh, China, Indonesia, dan Taiwan.
BACA JUGA:
“Untuk misi kita dapat mengembangkan dan membuat catatan untuk mobil formula lebih baik lagi dari segi desain dan riset yang telah kami lakukan,” ucapnya.
“Terdapat banyak hasil riset dari kami sendiri, meliputi riset dalam bagian engine dan electrical, yakni pada bagian mesin dan kelistrikan pada mobil formula kami, riset kami dalam bagian vehicle dynamics atau kaki-kaki mobil saat melaju cepat lurusan serta saat berbelok cepat, dan riset kami dalam bagian frame dan body yaitu riset dalam pembuatan frame yang kuat untuk menahan beban yang diberikan oleh mobil saat berjalan dan berbelok serta frame yang dapat mendistribusikan bebannya dengan merata sehingga tidak bending / bengkok,” kata Tegar.
Selain itu, mereka juga meriset dari segi aerodinamis mobil untuk downforce dan material mobil agar dapat membuat mobil yang ringan sehingga dapat membuat mobil melaju lebih cepat lagi. Selamat dan sukses terus untuk Bengawan Team UNS ya!
(Marieska Harya Virdhani)