JAKARTA - Kasus bullying atau perundungan pada anak-anak semakin marak di Indonesia. Hal itu diperparah dengan kasus bullying yang dilakukan bocah SMP di Cilacap pada teman sekolahnya beberapa waktu lalu. Mengapa anak tega menganiaya temannya?
Ini pun menjadi fenomena yang memprihatinkan. Orangtua pun perlu mengambil sikap terkait fenomena bullying yang sering kali terjadi.
Sementara itu, anak yang menjadi pelaku bully di sekolah atau lingkungannya pun biasanya memiliki faktor pemicu. Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak, Kementerian Pemberdayaan Perlindungan Anak Nahar mengungkap salah satunya mengenai pola asuh yang tidak sesuai pada anak.
BACA JUGA:
“Orangtua dan lingkungan rumah adalah tempat anak belajar melihat norma dan batasan. Jika anak tidak diajarkan bahwa kekerasan adalah hal yang keliru, dia tidak memiliki pemahaman tentang itu,” ungkap Nahar saat dihubungi dikutip Sabtu (7/10/2023).
Selain itu, ada pula beberapa faktor lainnya seperti pengaruh tontonan, dukungan dari teman sebaya hingga cara mengelola emosi yang kurang baik. Deretan faktor itu bisa membuat seorang anak menjadi perundung.
BACA JUGA:
“Teman sebaya yang menjadi pendukung ataupun bystander bisa menimbulkan persepsi bahwa perilaku bullying adalah hal yang diterima secara sosial,” jelasnya.