Namun, ia menyatakan teman-temannya sangat ingin mengubah nasib dan masa depan menjadi pekerja terdidik dan punya keahlian khusus. Kehadiran UT sangat membantu para pekerja migran ini. Jumlah 45 orang tersebut sebetulnya masih sangat kecil dibandingkan angka ratusan ribu pekerja migran Indonesia di Singapura.
”Namun, angka ini menjadi signifikan karena merekalah yang akan menjadi contoh bagi para pekerja migran lainnya,” jelas Pardamean, koordinator pendidikan luar negeri UT melalui media zoom saat memberikan materi pada acara tersebut. Singapura juga dianggap tinggi peminatnya sehingga menjadi pusat acara penerimaan mahasiswa baru UT dari negara lain seperti Amerika, Korea dan beberapa negara Eropa.
BACA JUGA:
”Singapura dapat menjadi salah satu pokja yang diandalkan untuk membantu target capaian sejuta mahasiswa Universitas Terbuka” tambah Pardamean
Rata-rata, prodi yang diambil adalah yang disesuaikan dengan posisi kerja mereka, seperti penerjemahan bahasa inggris, akuntansi, komunikasi, serta manajemen bisnis. Banyak mahasiswa UT pokja Singapura akhirnya punya pekerjaan sampingan seperti photografer atau penerjemah karena dibantu dengan ilmu yang mereka dapat dari UT.
(Marieska Harya Virdhani)