“Dalam konteks pengabdian masyarakat, bisa jadi iya, tapi bentuknya tidak seperti KKN yang sangat instan,” katanya.
“Semua harus memahami dan bagaimana bisa running di lapangan. Kriteria program penelitiannya bagaimana? Pengabdian masyarakat seperti apa? Inovasi seperti apa? Itu harus dirumuskan,” katanya.
Lebih lanjut, Ubaid mengatakan publikasi jurnal juga bisa menjadi salah satu pengganti skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa. Mengingat, jurnal sudah mempunyai standar agar bisa dipublikasikan. “Publikasi jurnal bisa jadi salah satu pengganti skripsi, yang sudah tentu ada standar jurnal yang ditetapkan untuk menghindari asal-asalan di jurnal abal-abal,” tuturnya.
(Marieska Harya Virdhani)