JAKARTA - Literasi dan inklusi keuangan merupakan aspek yang sangat penting dan harus dikenal dalam mengelola keuangan setiap individu. Literasi keuangan adalah menyangkut tentang pengetahuan, keterampilan, serta keyakinan yang dapat mempengaruhi sikap dan perilaku individu dalam mengambil keputusan keuangannya.
Literasi keuangan adalah kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk memahami dan mengelola keuangan baik pribadi atau keluarga dengan baik. Hal ini mencakup keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membuat keputusan keuangan yang tepat, seperti memilih produk keuangan, mengelola hutang, membuat anggaran, dan menabung atau berinvestasi. Dengan literasi keuangan yang baik, seseorang dapat mempersiapkan masa depan yang lebih cerah dengan mengembangkan investasi yang tepat dan merencanakan dana pensiunnya kelak.
BACA JUGA:
Literasi keuangan dapat mempengaruhi banyak aspek didalam berperilaku, dimana salah satunya adalah perilaku keuangan. Perilaku keuangan merupakan suatu sikap atau cara seseorang dalam mengelola keuangannya, perilaku keuangan yang buruk dapat berdampak negatif terhadap produktivitas pekerjaan mereka, dimana hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh stress akibat masalah keuangan. Masalah keuangan yang biasanya dihadapi seseorang misalnya seperti hutang berlebih, pengeluaran berlebih, penggunaan kartu kredit yang tidak bijaksana, keputusan pengeluaran keuangan yang buruk, serta pendapatan yang tidak memenuhi kebutuhan.
Inilah pentingnya untuk memahami dengan baik tentang literasi keuangan, karena sangat berperan sebagai dasar berperilaku dalam keuangan. Literasi keuangan menjadi pengetahuan dasar tentang keuangan, dengan pengetahuan yang cukup kita akan bisa mengelola keuangan kita dengan baik, begitu pula sebaliknya, jika kita minim pengetahuan tentang keuangan maka cara mengelola keuangan kita akan memburuk.
Berdasarkan informasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa tingkat literasi keuangan generasi Z sebesar 44,04% lebih rendah 3,94% dari generasi milenial, dengan jumlah penduduk generasi Z di tahun 2019 sebesar 72,9 juta jiwa. Literasi keuangan sebesar 44,04% termasuk dalam tingkat literasi keuangan rendah, karena di bawah 60%. Tingkat literasi keuangan yang rendah, menunjukan bahwa pengetahuan generasi milenial akan tabungan dan pinjaman, asuransi dan investasi masih rendah.
Selanjutnya, OJK (Desember 20220, ternyata Gen Z dan Milenial memiliki utang yang lebih banyak dibandingkan dengan generasi lain. Salah satunya terlihat dari data kepemilikan rekening dan jumlah outstanding pinjaman pada fintech P2P lending. 62% rekening fintech pendanaan bersama dimiliki oleh nasabah usia 19-34 tahun. Tidak jauh dari angka tersebut, 60% pinjaman dari fintech pendanaan bersama juga disalurkan kepada nasabah usia 19-34 tahun. Artinya pengguna fintech pendanaan bersama didominasi oleh Gen Z dan Milenial.
Literasi keuangan penting bagi generasi Z karena mereka akan menjadi generasi yang menghadapi tantangan keuangan yang semakin kompleks. Generasi Z akan menghadapi biaya kuliah yang semakin mahal, persaingan kerja yang ketat, dan pasar saham yang volatile, serta tantangan yang lain dalam mengelola keuangan mereka. Dengan literasi keuangan yang baik, Generasi Z dapat menghindari hutang yang tidak terkendali, mengelola uang mereka dengan bijak, dan mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih stabil secara finansial. Mereka juga dapat memahami konsep seperti cara berinvestasi, cara menabung, mengelola resiko dan asuransi, yang akan membantu mereka mengambil keputusan keuangan yang lebih baik.
Beberapa unsur dari literasi keuangan mencakup pemahaman dan pengetahuan tentang konsep keuangan pribadi, seperti: kemampuan untuk menggunakan teknologi keuangan seperti perbankan online, e-wallet dan investasi online yang terpercaya. Untuk meningkatkan literasi keuangan, seseorang dapat membaca literatur keuangan, mengikuti seminar keuangan, berbicara dengan ahli keuangan atau menggunakan sumber daya online yang tersedia seperti aplikasi pengelolaan keuangan. Meningkatkan literasi keuangan dapat dimulai dengan cara belajar tentang keuangan secara umum, seperti cara mengelola keuangan, cara berinvestasi, asuransi dan sebagainya. Ada banyak sumber informasi yang dapat diakses seperti buku, artikel, situs web dan video.
Literasi keuangan sangat penting bagi Generasi Z untuk mempersiapkan diri menghadapi masa depan keuangan yang kompleks dan memastikan mereka memiliki dasar yang kuat untuk mengambil keputusan keuangan yang baik, serta terhindar dari praktik keuangan yang tidak etis atau tidak transparan.
Dr. Anas Iswanto Anwar, SE., MA.
Wakil Dekan Bidang Kemitraan, Riset, dan Inovasi FEB-UNHAS
(Marieska Harya Virdhani)