6. Hasil dari Kebaikan
“Limai uwangenna riallolongengi deceng, seuwani pakatunai alemu risilasannae, maduanna saroko maserisilasannae, matellunna makkareso patujue, maeppa’na moloie roppo roppo narawe’, malimanna molae laleng namatike’ nappa sanre’ ri Allah SWT.”
Artinya “Pertama adalah selalu merendahkan diri kepada orang lain, mencari teman atau sahabat sebanyak-banyaknya selalu bekerja dengan baik dan berbuat benar, selalu kembali jika menghadapi rintangan, dan yang kelima adalah di dalam melaksanakan setiap perjalanan pastikan selalu berserah diri kepada Allah SWT.”
BACA JUGA:
7. Antara Hasrat dan Kemampuan
“Agana ugaukengngi, pakkadang teppadapi, nabuwa macenning.”
Artinya, “Hasrat hatiku menggelora untuk memilikinya, tapi kemampuanku sangat terbatas.”
Makna di atas, yaitu, seseorang yang memiliki rasa cinta yang besar namun tidak bisa memiliki karena kemampuannya yang terbatas.
8. Bertemu Pandang
“Duppa mata ninitokko; ennau mata-tokko; ajak murikapang.”
Artinya, “Apabila kita saling bertemu pandang, maka sebisa mungkin untuk berusaha menghilangkan kesan yang saling mencurigakan.”
9. Akan Selalu Dikenal dan Diingat
“Sipongemmu kupacokkong, ribola tudangengmu; teyana mawela.”
Artinya, “Semenjak aku mengenalmu, maka semenjak itu pula engkau akan selalu aku kenal.”
Makna, pada kalimat di atas adalah bahwa akan selalu ada cinta pada pandangan pertama yang akan selalu dikenal dan diingat.
10. Jangan Pernah Mau Untuk Didahului
“Aja mumae’lo nabe’tta taue’ makkalla ‘ ricappa’na lete’ngnge.”
Artinya, “Janganlah engkau mau didahului orang yang menginjakkan kaki di hujung titian.”
Makna di atas berarti jangan pernah mau didahului oleh orang lain dalam hal mengambil rezeki.
Nah, contoh-contoh di atas merupakan sastra bugis yang mudah dipahami, beserta dengan artinya. Semoga dapat menambah wawasan tentang Sastra Bugis, ya.
(Marieska Harya Virdhani)