"Saya sudah 10 tahun merintis, merangkul anak-anak dari jalanan, yatim, yatim piatu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Alhamdulillah kami bertemu bapak (Silahudin) yang memiliki visi misi yang sama untuk mendirikan pesantren ini," katanya.
Widya yang merupakan mantan jurnalis itu mengungkapkan seiring dengan perjalanan sepanjang 10 tahun, telah ada 30 dari 50 orang siswa yang dibimbingnya masih aktif belajar bersamanya, sedangkan 20 orang lainnya telah lulus dan bekerja maupun melanjutkan kuliah.
Ke depan, kata Widya, di lahan 1.000 meter dengan bangunan baru
terdiri dari enam ruang, para santri akan digembleng menjadi tahfidz Quran dan ditambah dengan keahlian maupun keterampilan yang mampu membuat mereka mandiri mengejar cita-citanya. Pesantren ini juga bergandengan dengan salah satu mitra lembaga pendidikan di Australia dan Arab Saudi.