“Karena karakter tak cukup hanya dikembangkan melalui pelajaran akademik di kelas, maka ada sekitar 20 sampai 30 persen jam pelajaran yang bisa digunakan untuk aktivitas kokurikuler melalui projek penguatan profil pelajar Pancasila,” ujarnya.
Anindito mendorong para guru dan kepala satuan pendidikan untuk mempelajari lebih lanjut berbagai panduan yang dihadirkan Kemendikbudristek.
“Pergantian kurikulum bukan soal dokumen dan administrasi semata, tetapi bagaimana kita mendorong perbaikan pembelajaran di kelas untuk semua murid. Oleh karena itu, kami tidak membakukan dokumen-dokumen tertentu,” katanya.
(Natalia Bulan)