Pakar Filsafat Jawa Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Iva Ariani, menjelaskan bahwa fenomena weton dalam budaya Jawa tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda dengan fenomena yang terjadi dengan masyarakat dengan kebudayaan lainnya.
Jika dalam masyarakat barat ditemukan berbagai perhitungan-perhitungan untuk menentukan sikap mereka, masyarakat kebudayaan Jawa nyatanya juga menggunakan perhitungan-perhitungan serupa.
Dr. Iva Ariani mengungkapkan bahwa perhitungan masyarakat Jawa didasari oleh yang dinamakan “ilmu titen”.
Titen ini lebih kurang adalah ilmu membaca situasi. Situasi yang dibaca adalah berbagai kejadian di alam sekitar.
Contohnya seperti ketika melihat binatang-binatang turun dari gunung, maka kejadian tersebut menjadi tanda bahwa tidak lama lagi akan terjadi gunung meletus atau gempa.
Kemudian, jika merasakan suhu menjadi panas, maka itu adalah tanda bahwa akan turun hujan, dan lain sebagainya.
Pengalaman-pengalaman yang dialami masyarakat dalam membaca situasi alam di sekitar tersebut terus berkumpul dan menghasilkan salah satunya “weton” dan kita saksikan sekarang ini.